Adu Anjing Dan Babi

5 min read

Adu Anjing Dan Babi – Setiap pagi akhir pekan, banyak masyarakat yang mengikuti parade Ngadu Dugong untuk melatih anjing pemburu agar tidak takut pada babi hutan. (/Hugo Simbolon).

, Bandung – Desa Pasir Angin di Kecamatan Silengkrang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat mempunyai kegiatan khusus di akhir pekan. Kegiatan khusus ini adalah perdagangan bagong pagi.

Adu Anjing Dan Babi

Orang-orang datang dari pagi hari untuk menyaksikan adegan gairah antara babi hutan dan anjing pemburu. Gerakan perdagangan bagong atau dugong bertujuan untuk melatih anjing pemburu agar tidak takut akan konflik.

Jabar Hari Ini: Peluru Tembus Pemburu Babi Macan Tutul Bermunculan

Misalnya saja Ebey (22), yang merupakan salah satu pemilik anjing pemburu. Ia datang ke tempat Dugong bersama puluhan anjing rasnya. Sekelompok anjing pemburu ditempatkan di kandang logam.

Ibey merupakan salah satu jenis anjing yang biasa berburu di hutan. Ia mengatakan, tujuan mengikuti Dugong adalah untuk melatih anjing pemburu. Itu sebabnya dia selalu bergabung dengan Dugong pagi-pagi sekali di akhir pekan.

Pemilik anjing ras Sumedang ini mengaku sudah memelihara anjing pemburu sejak tahun 2010. Dari yang pertama hanya dua, kemudian menjadi 17. Selain pelatihan, anjing juga dirawat.

Sebagian besar anjing pemburu Ibe adalah Pit Bull Terrier atau sekadar Pit Bull. Sementara itu, banyak anjing lain yang merupakan hasil perkawinan antara anjing pemburu dan anjing desa.

Jual Injekvit B 12 Obat Vitamin Hewan Sapi Kambing Domba Kuda Anjing Babi 100 Ml / Medion

Ebay mendaftarkan hewannya ke panitia sebelum mengikuti kompetisi. Untuk sekali lihat, Ibey Rp. 50 ribu harus dikeluarkan.

“Ini bukan perjudian karena biaya pendaftarannya dibayar untuk babi hutan. Di sini babi hutan diburu dan yang diburu biasanya dijual.”

Lomba berburu dan babi hutan dimulai terakhir pada pukul 12. Sekitar 200 anjing siap bertarung di lapangan. Sedangkan babi hutan yang dihasilkan panitia hanya ada tiga ekor.

Semakin hari, suasana di sekitar arena semakin ramai. Tak hanya dipadati orang dewasa, anak-anak juga ikut terbawa arus. Penonton menyaksikan pertandingan itu dengan penuh perhatian.

Babi Diburu, Babi Diadu

Platform yang disiapkan panitia berukuran lebar 15 x 30 meter, terbuat dari bambu dan tinggi sekitar 5 meter. Terakhir, terdapat lubang air berukuran 4 x 4 meter yang bisa dimasuki babi hutan. Sementara itu, tempat khusus telah disiapkan untuk penyimpanan dan pelepasan anjing dan babi liar.

Ada aturan main dalam adu dugong. Lima menit diberikan panitia untuk berburu babi hutan. Anjing yang menggigit harus segera ditangani oleh penjaga di area aula. Selain itu, jika tidak menggigit, anjing tersebut harus segera diganti dengan anjing lain.

Depresi persaingan ini sering kali mengakibatkan hewan terluka. Oleh karena itu, panitia menyediakan tim kesehatan selain persiapan pengawas.

Lomba ketangkasan dugong sendiri digagas oleh Himpunan Perlindungan Anjing Pemburu (Hiparu). Sekjen Hipparu Noorhadi menjelaskan, kegiatan rutin warga dimanfaatkan warga untuk melatih anjing pemburu.

Peternak Tunggu Pemerintah

“Adu bagong mingguan ini memiliki kelebihan karena kegiatan ini dapat melatih sikap pemburu,” kata Nurhadi.

Nurhadi merugikan para peternak, khususnya babi hutan yang hidup di pegunungan. Hiparu sendiri sering diminta masyarakat untuk berburu. “Kalau ada yang mau berburu, kami dengan senang hati melakukannya,” ujarnya.

Menurut Nurhadi, Dugong sudah ada sejak tahun 1960-an. Saat itu, tanaman yang ditanam para petani dirusak oleh babi hutan. Berburu merupakan pilihan terakhir yang diambil pemilik peternakan jika diganggu oleh babi.

Kemudian babi hutan ditangkap untuk melatih anjing-anjing tersebut. Namun seiring berjalannya waktu, suasana pelatihan anjing pemburu dan babi hutan menjadi pemandangan publik. Faktanya, banyak warga yang awalnya hanya memelihara anjing aduan. Seiring berjalannya waktu, acara ini menjadi tradisi dan berlangsung rutin.

Tradisi Adu Bagong

Nurhadi berharap dengan adanya inisiatif ini, para penjaga anjing pemburu hanya memelihara anjing yang murni saja. “Kami berharap dapat menggunakan anjing desa lagi di masa depan.”

* Benar atau salah? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang disebarkan, silahkan menghubungi nomor cek fakta 0811 9787 670 melalui whatsapp hanya dengan kata kunci yang diinginkan. Kekejaman terhadap hewan sedang ramai diperbincangkan belakangan ini. Banyak orang kini menyadari fakta bahwa kekejaman terhadap hewan adalah tindakan kekejaman yang bertanggung jawab. Dari mengutuk penggunaan bulu hewan sebagai bahan dasar pakaian, hingga kejam terhadap hewan jika ditambahkan ke dalam makanan.

Baru-baru ini media ternama internasional seperti Reuters, Independent dan Daily Mail menyoroti tradisi adu bagasi di Indonesia. Tradisi adu anjing dengan babi hutan dianggap sebagai budaya barbar yang tidak boleh diajarkan kepada generasi muda. Namun hal ini menimbulkan dilema ketika menghadapi keadaan masyarakat yang menjadikan tradisi Bagong sebagai sarana hidup. Untuk informasi lebih lanjut mengenai acara ini, simak berita dan fiturnya di bawah ini!

Media internasional seperti Reuters, Independent, Daily Mail dan media populer lainnya mulai mengunggah artikel adu hewan yang sudah menjadi tradisi di banyak kota di Jawa Barat.

Harga Berburu Babi Hutan Terbaru Februari 2024 |biggo Indonesia

Pertarungan dikelilingi pagar bambu berukuran 15-30 meter persegi untuk memisahkan penonton dari hewan aduan.

Hewan-hewan tersebut dilepaskan satu per satu dari kandangnya dan akhirnya saling berkelahi. Melalui wideimage.reuters.com Permainan berakhir ketika salah satu hewan terluka dan tidak berdaya.

Aktivis hak-hak binatang, Scorpion Wildlife Trade Watch Group, mengatakan Marison Gucciano menganggap pertempuran itu ‘mengerikan’. Hingga saat ini, praktik tersebut masih dilakukan di berbagai tempat di Jawa Barat.

Anjing Pitbull siap bertarung. Adu Bagong masih tersedia di banyak kota seperti Bandung, Majalengka, Garut dan Kuningan melalui wideimage.reuters.com.

Kisah Anjing Dari Bali Yang Bikin Dunia Menitikkan Air Mata

Banyak penontonnya yang berusia muda. Menurut situs BBC, perang Bagong mengajarkan generasi muda untuk tidak peduli terhadap kekejaman terhadap hewan.

Adu babi hutan ini berasal dari tradisi masyarakat yang sering berburu babi hutan atau babi hutan pada tahun 1960an.

Tradisi ini sudah diwariskan secara turun temurun, namun salah satu peserta mengaku tradisi ini sedikit berbeda dengan sebelumnya.

“Dulu (keripik) sangat sederhana dan tidak seperti sekarang karena anjing harus dilatih…lalu diwariskan dan menjadi bagian dari budaya dan tradisi,” kata peserta Noor Hadi. Perang Bagong, menurut Reuters.

Buru Alek Sumatera Barat

Meski banyak dikritik, namun jika dicermati tradisi ini, adu Bagong menjadi mata pencaharian sebagian masyarakat.

Pemilik anjing Agus Badoud mengatakan: “Saya ikut serta untuk menaikkan harga jual anjing saya, dan jika saya tidak mengikuti kompetisi seperti itu, anjing-anjing ini tidak ada gunanya.”

Tidak hanya mendapat kecaman internasional, Indonesia juga memiliki undang-undang yang melarang kekejaman terhadap hewan, meski peraturannya masih lemah.

Kekejaman terhadap hewan masuk dalam Pasal 302 KUHP. Mereka yang dengan sengaja menyiksa hewan akan menghadapi hukuman penjara dan denda. Dalam artikel tersebut, Marison Gucciano menyebut hukuman dan penegakan hukum masih sangat lemah di Indonesia.

Berburu Babi Hutan Jadi Daya Tarik Wisata

Tidak mudah menghentikan tradisi yang telah berlangsung secara turun-temurun. Apalagi jika tradisi ini akhirnya dilaksanakan, sarat akan motif ekonomi. Mungkin kritik internasional ini bisa kita jadikan bahan opini kolektif, apakah tradisi seperti itu harus dilestarikan atau sudah waktunya dihentikan? Anjing dan babi liar berjuang untuk hidup mereka di ladang.

Pembicara menyampaikan pesan yang sama dua kali pada sore hari. Masyarakat yang berada di pinggir lapangan diperingatkan untuk tidak merekam kejadian tersebut. Saat itu, seekor anjing memotong hidung babi hutan lawannya. Kedua hewan itu berjuang untuk hidup mereka. “Hati-hati jangan sampai mengunggah rekaman video atau foto ke Facebook atau YouTube, lebih aman dibagikan di grup WhatsApp. Kalau dibagikan di Facebook atau YouTube, akan menarik para penggiat satwa,” saran panitia dalam sulih suara. Atas seruan tersebut, ratusan penonton menolak serangan tersebut dengan bertepuk tangan.

Alih-alih di coliseum, anjing dan babi hutan harus tampil bak gladiator di panggung berukuran 20×10 meter yang dikelilingi pagar bambu dan pagar kawat setinggi 3 meter. Tradisi yang biasa dikenal dengan Adu Bagong atau ‘Dugong’ ini dilakukan di Desa Sikaringgang, Desa Wargalyu, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandong. Perang Bagong biasanya diadakan setiap akhir pekan.

Anjing-anjing itu berbaris untuk menunggu di gerbang mereka sebelum dikeluarkan. Sementara itu, babi hutan dilepasliarkan dan berkeliaran bebas di sekitar arena. Satu persatu anjing-anjing itu diperkenalkan dan langsung menyerang babi hutan tersebut. Dia merekam kejadian tersebut secara diam-diam pada bulan Februari lalu, karena panitia menolak untuk mencari perhatian media. Adu Bagong menciptakannya sebagai tempat melatih anjing pemburu agar tidak takut bertemu dengan babi hutan. Pertarungan berakhir hanya ketika salah satu hewan terluka parah. Di daerah pegunungan Jawa Barat, tradisi memelihara anjing (sus verrucos) untuk berburu babi hutan perusak ladang petani sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. Para Petani Baru mulai berkelahi di alun-alun sejak awal tahun 1970-an dan menjadikannya sebagai hiburan rutin. Anjing yang berkelahi satu sama lain umumnya adalah anjing desa. Seiring berjalannya waktu, ras seperti Pitbulls, Rottweiler, German Shepherds, Terrier, dan Dogo Argentinos menjadi favorit para gladiator di arena. Semakin lama anjing tersebut tinggal bersama babi hutan maka semakin tinggi pula harga jualnya.

Diserang Babi Hutan, Seorang Warga Tasik Luka Parah

Yadi, 28, membawa empat anjing pitbull miliknya. Dia sengaja membawa hewan peliharaannya ke medan perang. Sejak itu mereka dibiakkan sebagai anjing petarung. Setiap minggunya salah satu anjing Yadi akan dilempar ke arena. Yadi mengatakan: “Tujuannya untuk mendidik emosi.

Sebelum mengikuti lomba, Yadi mendaftarkan hewannya ke panitia. Biaya untuk menunjukkan seekor anjing adalah 50.000 birr. Yadi berkata: “Ini bukan perjudian, karena biaya pendaftarannya untuk membayar babi hutan. Di sini babi diburu dan yang diburu biasanya dijual.” Babi hutan yang terluka parah disembelih.

Diagnosa Digigit Anjing

admin
5 min read

Koreng Anjing

admin
3 min read