Anjing Bahasa Sundanya – Salah satu cara untuk memperdalam kosakata bahasa Sunda adalah dengan mengenal nama-nama sasatoan (hewan). Untuk mempelajari kosakata nama-nama binatang dalam bahasa Sunda, anda dapat MELIHAT DI SINI. Untuk mengenal lebih jauh tentang dunia binatang, pada artikel kali ini kita akan membahas tentang hubungan masyarakat Sunda dengan dunia binatang.
Seperti halnya masyarakat lain, sinergi antara masyarakat dan hewan sangatlah erat. Terutama pada masyarakat pertanian seperti kebanyakan di Jawa Barat dan Banten. Misalnya saja berapa umur petani yang berhubungan dengan mulut (kerbau) dalam membajak sawah sebelum digantikan oleh traktor. Atau penduduk desa masih mempunyai bolang (kolam) untuk memelihara ikan, van jaér (nila), betok, lauk emas (ikan gurame), bogor (gabus), lélé dan lain-lain.
Anjing Bahasa Sundanya
Termasuk juga orang yang mempunyai hobi memelihara ternak, seperti domba, sapi, kerbau, ayam, kelinci, tetapi juga kucing, aneka burung, anjing dan lain-lain. Di Tatar Sunda bahkan terdapat simbol-simbol yang berkaitan dengan dunia binatang, seperti lambang Kodam III/Siliwangi atau julukan Persib Bandung yang berkaitan dengan maung (harimau). Bahkan ada juga nama-nama tempat yang berhubungan dengan nama binatang, seperti: Cimerak, Cimaung, Rancaekek, Leuwigajah, Cikuda, Rancabuaya, Sayang Heulang dan lain-lain.
Contoh Kalimat Sapaan Dalam Bahasa Sunda, Untuk Buka Obrolan
Satu lagi: Dari SD, di kelas bahasa Sunda, topik yang diajarkan biasanya nama-nama bayi binatang. Ya, meski nama hewan muda ini sudah sangat jarang digunakan di era sekarang. Mungkin karena malas mengingatnya satu per satu, lebih mudah diucapkan langsung saja, seperti sekadar mengucapkan “lidah gajah”. Sebenarnya, anak gajah Sunda mempunyai ekspresi atau nama tersendiri. Emosi dan amarah merupakan hal yang bersifat naluriah bagi manusia dimanapun berada. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai macam sebab yang membuat seseorang marah, baik itu karena perkataan, tindakan, maupun kejadian. Akibat kemarahan tersebut, muncullah istilah-istilah atau kosa kata unik yang dimiliki oleh semua penutur bahasa di seluruh dunia. Tak terkecuali penutur bahasa Sunda.
Mungkin hal pertama yang perlu kita pahami adalah penggunaan bahasa kasar dalam bahasa Sunda tidak hanya terjadi saat sedang marah. Namun dalam suasana yang sangat akrab, ciri-ciri kata-kata dan ungkapan kasar tersebut muncul. Eit, tapi ada juga yang perlu dipahami, yaitu untuk berbicara bahasa Sunda tanpa malu-malu kepada orang lain, harus mengikuti syarat dan ketentuan yang berlaku.
Terlebih lagi, setiap daerah Tatar Sunda mempunyai ciri khas istilah dan kosa kata kasarnya masing-masing, yang mungkin tidak dapat diartikan sama dengan daerah lain. Atau mungkin ada istilah/kata yang dianggap bahasa ramah/sosial di area A, namun bahasanya menyinggung di area D.
Beberapa penggunaan bahasa kasar terhadap orang lain dalam bahasa Sunda dapat ditelusuri dari beberapa faktor berikut ini:
Bahasa Sunda Banten, Kasarkah?
1. Untuk suasana pergaulan sebaiknya sangat bersahabat agar tidak ada satupun dari kalian yang merasa sakit hati jika disebut binatang. Contoh prosesnya:
Orang A dan Orang B adalah remaja laki-laki seumuran yang baru bertemu karena dikenalkan dengan teman A. Pertama kali mereka bertemu, mereka berbicara dengan pelan.
Pada pertemuan berikutnya pekan depan, Si A dan Si B mulai menggunakan bahasa ramah saat membicarakan pertandingan Persib kemarin.
Pada pertemuan-pertemuan berikutnya mereka bertemu lebih intensif, pada malam hari mereka bisa saling meminjam barang atau uang. Maka disinilah kepercayaan itu terbentuk. Orang A dan Orang B tidak segan-segan menggunakan bahasa yang kasar.
Contoh Penerapan Babasan Bahasa Sunda Dalam Kalimat Beserta Artinya
2. Sekalipun Anda terkenal dan menggunakan bahasa yang kasar, Anda juga perlu melihat-lihat. Jangan mengganggu orang-orang di sekitar Anda yang mendengarkan percakapan Anda dengan teman-teman Anda. Terutama di lingkungan atau orang asing. Selain itu, ada orang tua. Jika ingin menggunakan bahasa yang kasar, lebih baik ditutup-tutupi terlebih dahulu daripada terdengar kasar atau tidak menyenangkan. Satu hal lagi: Percakapan kasar seorang laki-laki dengan perempuan Sunda (walaupun seumuran) kadang dianggap demikian. Sangat menyenangkan memiliki bahasa yang akrab atau fasih.
3. Selain untuk emosi atau marah, kata-kata kotor juga digunakan saat melontarkan gurauan atau gurauan. Ngabanyol dalam konteks urang Sunda sebenarnya lebih cenderung menggunakan bahasa yang familiar atau kadang cenderung kasar agar bisa menangkap perasaan.
Untuk menambah pengetahuan, ketika menggunakan ungkapan atau kata kasar bahasa Sunda, bukan hanya kata-kata yang biasa digunakan saja yang murni bahasa kasar. Namun, kata-kata yang memiliki makna halus dan familiar juga mempunyai ungkapan tersendiri dalam bahasa Sunda.
Arti kata “kéhéd” itu sendiri. Dalam Kamus Bahasa Sunda yang disusun oleh R. Satjadibrata, “kéhéd” berarti ‘sirit’ atau alat kelamin laki-laki.
Pdf) Tafsir Al Qur’an Dari Dan Untuk Orang Sunda: Ayat Suci Lenyepaneun Karya Moh. E. Hasim (1916 2009)
Kata-kata kotor lainnya berupa kata-kata kotor yang kata-katanya sendiri sebenarnya mempunyai arti yang halus, akrab dan kasar atau merupakan istilah yang berdiri sendiri, contohnya adalah:
Jebrog: bahasa Sunda mentah ‘sudah gede/dewasa’. Tos halus dalam bahasa Sunda yang besar, disebut juga dewasa. Bahasa yang familiar adalah geus dede. Jika Anda ingin memperluas kosakata bahasa Sunda, Anda bisa mempelajari nama-nama binatang. Hal ini akan lebih mudah dikuasai karena nama-nama hewan lebih familiar dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam bahasa Sunda sendiri, ada beberapa nama binatang yang ejaan dan pengucapannya sama dengan bahasa Indonesia. Bahkan dalam bahasa Sunda, tidak hanya nama hewan secara keseluruhan (induknya), namun bayi hewan pun mempunyai ekspresi tersendiri.
Satwa dalam bahasa Sunda juga mempunyai ikatan yang erat dengan adat istiadat sosiokultural. Selain hewan liar, ada juga hewan peliharaan (hewan ternak) yang dalam bahasa Sunda disebut ingon-ingon. Hewan tersebut antara lain ayam, sapi, kerbau, domba dan lain-lain. Hewan juga erat kaitannya dengan tradisi keagamaan masyarakat, salah satunya adalah simbol. Misalnya saja Harimau yang dikenal dengan nama Maung yang merupakan lambang Persib dan Kodam III/Siliwangi. Bagi polisi ada simbol kesetiaan.
Beberapa nama geografis juga menggunakan nama binatang, misalnya Cimaung, Cimanuk (manuk = burung), Rancaoray (oray = ular), Cibadak, Leuwigajah, Citoé (toé = sejenis kerang air tawar), Cibogo (bogo = ikan gabus), Cilandak , Bojongsoang (soang = angsa), Leuwimunding (mulut = kerbau), Cikalong dan lain-lain.
Dongeng Bahasa Sunda Pendek Ini Mudah Dihafalkan Halaman All
Bueuk suktu Kawa penuh (seperti burung hantu yang ditabrak mobil), artinya tidak bergerak. Misalnya, kalau ada pencuri yang tertangkap dan diinterogasi, dia diam saja karena takut.
Tali kekang kuda dilepaskan sepuluh gedogan (seperti kuda dilepaskan dari kandang/kandang), artinya siapa yang tiba-tiba lincah dapat bergerak leluasa tanpa dibatasi.
Namun, meguri kadempet Kawa (seperti membantu anjing yang membutuhkan), artinya setelah ditolong, dia mempersulit atau tidak bersyukur.