Anjing Broto

2 min read

Anjing Broto – , Gunungkidul – Misteri matinya puluhan ekor kambing milik warga Kabupaten Gunungkidul, daerah Istimewa Yogyakarta, terus berlanjut. Dalam beberapa hari terakhir, ditemukan kambing mati dengan luka di leher dan keluar darah, diduga akibat serangan binatang buas.

Daerah Gunungkidul sering mengalami serangan anjing liar terhadap hewan ternak. Sebelumnya, delapan ekor kambing diserang binatang buas di Desa Purvodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul.

Anjing Broto

Hendro Pratopo, warga Dusun Tepus 3, Desa Tepus, Gunungkiduli, mengatakan serangan ternak kerap terjadi di wilayahnya. Seperti serangan binatang buas empat hari lalu yang diduga seekor anjing di lingkungannya. Satwa liar menyerang tiga ekor kambing milik warga.

Shitshu Super Baik & Penurut

“Kamis kemarin atau Jumat kemarin. Ada tiga ekor kambing, mati mendadak,” ujarnya saat dihubungi, Selasa, 12 September 2017.

Topo menegaskan, serangan ternak sering terjadi namun tidak dilaporkan atau dilaporkan. Kebanyakan kambing menjadi sasaran serangan binatang buas.

Penduduk desa menunggu serangan tersebut dengan membangun penghalang di kandang mereka. Dimulai dengan tembok kayu besar dengan kekuatan serangan minimal. Warga pun membuat pembatas dengan jaring. Namun, serangan itu tetap terjadi.

Menurut Hendro, sekilas pagar kayu yang menempel pada jaring itu sepertinya tidak ada kerusakan. Bahkan, lubang masuknya tidak terlihat.

Review June & Kopi

Ia juga belum mengetahui secara pasti apakah hewan yang membunuh ternak di Dusun Tepus 3 itu adalah anjing liar. Warga diketahui pernah melihat binatang yang bentuknya mirip anjing. Hewan terkadang terlihat berkelompok, namun terkadang sendirian.

“Satu orang melihat seekor anjing yang juga tertembak. Anjing liar yang berkepala kecil dan berbadan normal itu sedikit berbeda dengan anjing kampung,” ujarnya.

Tingginya angka serangan terhadap kambing bergantung pada jarak kandang dengan pemukiman warga. Sebab, hewan liar masih bebas menyerang. “Kalau di Desa Ronda, hewannya di ladang dan diam di situ. Kalau ada orang tidak terjadi apa-apa, mungkin bau keringat manusia,” pungkas Hendro.

Matinya puluhan hewan ternak di Daerah Istimewa Gunungkidul Yogyakarta membuat Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul bertindak cepat. Salah satunya dengan mengirimkan tim untuk menyelidiki kasus penyerangan satwa liar di Desa Tepus Purvodadi. Sebab, belum bisa dipastikan hewan apa yang menyerang ternak tersebut.

Askep Gigitan Anjing

Kepala Dinas Pertanian dan Katering Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto, mengatakan Balai Besar Veteriner Yogyakarta (BBVet) ikut memantau lokasi serangan hewan misterius tersebut. Khususnya di tiga desa yakni Dangolo, Sureng II dan Duvet, Desa Purvodadi, Tepus, Gunungkidul.

“Menurut laporan, terjadi penyerangan hewan misterius di tiga desa sehingga total korban jiwa mencapai 38 orang,” kata Bambang di Desa Purvodadi, Senin, 11 September 2017.

Bambang mengaku pihaknya belum bisa memastikan apakah pelakunya anjing atau hewan lain. Namun BBVet mengambil sampel darah dari hewan yang diserang.

Teknisi Laboratorium Virologi, BBVet Yogyakarta, Desi Puspitasari mengatakan, sampel darah diambil dari kambing yang selamat dari serangan maut tersebut. Sementara itu, tidak ada sampel darah yang diambil dari hewan yang mati tersebut.

Harga Seekor French Bulldog Peliharaan Keluarga Mario Dandy Capai Puluhan Juta

“Kami hanya bisa mengambil sampel darah untuk analisa rabies, tidak bisa mengambil yang meninggal karena sudah dikuburkan,” kata Desi.

Menurut dia, penyebab matinya beberapa ekor kambing di Gunungkiduli karena banyaknya gigitan yang mengakibatkan luka serius.

* Fakta atau tipuan? Silakan menghubungi 0811 9787 670 untuk memverifikasi kebenaran informasi yang tersebar, dengan memasukkan kata kunci yang diinginkan dan memasukkan nomor WhatsApp sebenarnya.

Jelang Hadapi Madura United dan Persib Bandung di BRI Liga 1, Persis Solo jadwalkan 2 laga uji coba – Rumah sakit anak di Santiago, Chile memiliki beberapa anjing terapi yang tugasnya menghibur pasien. Ini termasuk anjing bernama Cepe dan Chimu. Cepe memiliki rambut pirang panjang. Sedangkan Chimu memiliki bulu berwarna hitam dan putih. Di rumah sakit, pasien disuruh menjilat tangan, mengelus telinga dan perut.

Tempat Makan Untuk Ngedate Di Jakarta Halaman All

Kedua pasang anjing tersebut merupakan bagian dari kelompok bernama Gregarious Canines yang misinya mengurangi stres di Rumah Sakit Exequiel Gonzalez Cortel di San Miguel, Santiago, Chili. Dulu, rumah sakit penuh selama berbulan-bulan karena kasus Covid-19 dan operasi darurat lainnya.

“Anjing di rumah sakit mengubah ekspresi wajah dan menyapa setiap orang yang masuk ke rumah sakit,” kata Nicole Faust, pelatih anjing dan anggota Fundacion Tregua, awal Agustus tahun lalu (21/8).

Teresa Nilo, seorang dokter spesialis rumah sakit yang pernah menderita Covid-19, mengatakan memiliki anjing membantu mengubah sikapnya.

“Berada di dekat anjing memberi saya kedamaian,” kata Teresa Nilo. “Anda merasa lebih seperti di rumah daripada di rumah sakit,” katanya.

Dpp Pasang Cctv Cegah Serangan Hewan Liar

Menurut Mayo Clinic di Amerika Serikat, terapi pendamping hewan dapat mengurangi rasa sakit, kecemasan, depresi, dan kelelahan.

“Perawatan ini membantu anak-anak melupakan rasa sakit dan stres yang timbul saat dirawat di rumah sakit,” kata Rodrigo Alvarez.

Selain menggunakan metode pengobatan yang menarik (terapi anjing), cabai juga meningkatkan kekebalan tubuh. Chile merupakan salah satu negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi di dunia. Menurut Reuters Kamis (23/9/21), 74% warga Chile telah divaksinasi lengkap (dua suntikan). * Icad N.G.

Adalah portal web media yang menampilkan karya jurnalis senior, jurnalis, dan penulis. Artikel redaksi sesuai dengan Undang-undang Jurnalistik dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ) Nomor 1. 40 Tahun 1999. Setiap penulis bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakan di sini.

Wawancara Khusus Lafa Pratomo: Bermusik Sampai Enggak Bunyi Lagi

Diagnosa Digigit Anjing

admin
5 min read

Koreng Anjing

admin
3 min read