Anjing Liar Bali – Tokoh I Gusti Ayu Putu Jaya Kurnia Sari adalah seorang aktivis independen yang bekerja untuk penyelamatan dan perawatan anjing lokal di Bali.
Gianyar, – I Gusti Ayo Putu Jaya Kurnia Sari, aktivis independen yang bekerja untuk penyelamatan dan perawatan anjing lokal di Bali, berpendapat bahwa perlu adanya kesadaran bahwa anjing Bali harus diperhatikan secara serius oleh masyarakat Bali.
Anjing Liar Bali
Saat ini masih ada stigma bahwa anjing Bali tidak dirawat dengan baik, sehingga anjing lokal Bali baik di pedesaan maupun perkotaan merasa terjajah di negerinya sendiri.
Badung Catat 30 Kasus Gigitan Positif Rabies, Disperpa Minta Masyarakat Tak Khawatir, Begini Alasannya
“Anjing Bali dijajah di negeri sendiri karena masih adanya persepsi bahwa masyarakat yang memelihara anjing Bali kurang bergengsi dan tidak menjadi kebutuhan, serta masih banyak ‘anjing kacang’ betina yang dibuang di jalan umum,” ujarnya. Atas nama Putu Sweety, Kamis (10/12).
Wanita asal Desa Baler Bale Agung, Negara yang tinggal di Batubulan, Gianyar ini menceritakan kisah cintanya terhadap anjing lokal di Bali. Dia awalnya jatuh cinta dengan anjing Bali karena dia mengalami gangguan bipolar, atau gangguan yang berhubungan dengan perubahan suasana hati.
Sejak dia memelihara anjing Bali, suasana hati dan kesepiannya benar-benar terobati. Sweetie memiliki seekor anjing sejak awal dan ada seekor anjing liar di depan rumahnya jadi dia merawatnya. Oleh karena itu, setiap kali ia berada di jalan umum dan ketika bertemu dengan seekor anjing yang “bermasalah” karena kesehatan atau kondisi fisiknya, maka ia berinisiatif untuk segera merawatnya.
Oleh karena itu, berdasarkan pengalaman saya dalam memberi makan, saya lebih memilih untuk memelihara anjing Bali, walaupun ada stigma bahwa anjing Bali adalah anjing desa, namun penampilannya tidak menarik. Namun, saya memelihara anjing Bali yang tersesat. atau tidak ada yang punya, saya rawat di rumah sampai sembuh.
Polisi Eliminasi Anjing Rabies Di Timor Tengah Selatan
Baginya, selama ini ia sering melihat anjing Bali mendapat sisa makanan yang menurutnya tidak adil. Sehingga hatinya tertarik untuk membuat dog food khas Bali.
Sweety, kelahiran 12 Maret 1978, menambahkan: “Sepertinya anjing Bali itu tidak terspesialisasi. Makanya saya ingin mengajak masyarakat untuk mulai memeliharanya dan jangan takut untuk memiliki anjing Bali.”
Menurut dia, sebelumnya ia telah menjalin kerja sama dengan sebuah yayasan swasta di bidang sterilisasi anjing liar. Namun kini ia tak segan-segan menggunakan uang pribadinya untuk anjing-anjing yang mengalami luka kulit, kekurangan gizi dan sejenisnya. Ia juga tetap membuka kesempatan bagi siapapun dan dimanapun untuk membantu menyelamatkan anjing Bali.
Lanjutnya: Sekarang setelah dampak wabah, perawatan pemberian makan anjing liar masih dilakukan dari kantong pribadi, walaupun tiga bulan lalu saya mendapat bantuan dari donatur luar negeri, namun sekarang saya memberi makan anjing liar dari anggaran pribadi. Dan saya menggunakan anjing penyelamat. Dia berkata: rawat di rumah.
Tio Russ, Dewi Penyelamat Satwa Bali Halaman All
Sejak tiga tahun lalu, dia secara pribadi telah menyelamatkan dan memberi makan 50 anjing jalanan setiap malam sejak dua tahun lalu.
Tempat makan tersebut sering ia lakukan di kawasan terminal Batubulan, sekitar Pemakaman Singapado, Pasar Kebon Singapado, Negeri Barong Batubulan dan daerah lainnya.
Ia menjelaskan: “Ada 30 anjing Bali dewasa dan 17 anak anjing di rumah. Saya mulai memberi makan mereka semua dengan nasi, kepala ayam, makanan anjing atau sekarang dalam situasi sulit akibat Covid-19 mereka sudah mulai belajar makan remah roti.” (Pbm2) Sumyati memeluk salah satu anjingnya pada Minggu (05-1-2022). Sumyati kini memiliki 65 ekor anjing yang dipeliharanya di rumahnya di kawasan pesisir Padang Galak, Denpasar. (Foto: Poetri/Bali)
Di kawasan pesisir Padang Galak, Denpasar, seorang perempuan berusia 60 tahun bernama Sumyati terlihat sedang memberi makan puluhan anjing di kebunnya.
Pemkab Gianyar Lakukan Eliminasi Anjing Liar
Seorang perempuan yang bekerja sebagai tukang sapu berkata: “Saya sangat takut berada di dekat anjing itu. Saya takut digigit.”
Namun ketakutannya berubah ketika suatu hari sekitar pukul 03.30 Wita ditemukan beberapa orang berkeliaran di kawasan pantai mencari anjing liar.
“Saya melihat anjing-anjing itu dianiaya dan saya coba taruh di satu tempat. Saya langsung berteriak dan mereka langsung lari,” kata Sumyati saat berkunjung ke Bali, Minggu (1/5/2022).
Menurut dia, sejauh ini pihaknya belum menemukan adanya orang mencurigakan yang ingin menangkap anjing liar di kawasan tersebut.
Anjing Bali Terjajah Di Negeri Sendiri. Benarkah?
Memiliki 65 ekor anjing di rumahnya membuat Soumyati kerap ditanyai pertanyaan serupa tentang alasannya memilih puluhan anjing di rumahnya.
“Ada yang kaget dan bilang ke saya susahnya merawat dua ekor anjing. Lalu saya bilang kalau saya tidak sakit kepala kalau merawat 65 ekor anjing. Saya senang dan ikhlas bisa merawatnya. ” Dia berkata.
“Kalau dibilang susah ya susah, apalagi kalau dikasih makan. Tapi saya sudah sayang. Jadi menurut saya sudah tidak sulit lagi,” ucapnya sambil memeluk salah satu anaknya.
Dalam merawat puluhan anjing tersebut, ia dibantu oleh seorang donatur yang meminjamkan tempat tinggal dan memberikan bantuan biaya untuk biaya makan anjing-anjing tersebut.
Anjing Liar Di Bali Diracun Dan Dibantai Demi Apec?
Sumyati juga berharap kedepannya tidak ada lagi oknum tidak bertanggung jawab yang menelantarkan anjing dan menjadikannya anjing liar. Perusahaan, proyek. Dana pertanggungjawaban (CSR) untuk mencoba mengendalikan populasi anjing liar.
“Masalah kita dalam pemberantasan rabies selama ini tidak lepas dari banyaknya jumlah anjing liar. Anjing liar yang tertular tidak ada gunanya jika divaksin,” kata Direktur Pelayanan Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali. , I Putu Sumantra, di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, cara pengendalian populasi anjing bisa melalui pengebirian anjing jantan atau sterilisasi anjing betina. Di sejumlah kabupaten/kota yang sudah menerapkan cara tersebut, cukup efektif menekan kasus rabies.
Ia mencontohkan: “Memang selama ini pengendalian jumlah penduduk sudah dilakukan, namun jumlahnya masih sedikit dan koordinasi belum banyak, dan dengan partisipasi kalangan pariwisata, kami berharap jumlah sasarannya bisa bertambah.”
Bikin Warga Ketakutan, 20 Ekor Anjing Dimusnahkan
Sumantra menambahkan, dalam pelaksanaan kerja sama dengan kalangan pariwisata, bisa menjalin kerja sama dengan sejumlah lembaga swadaya masyarakat yang memiliki dokter hewan atau dengan Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI).
Katanya: “Tentunya untuk bekerjasama dengan komunitas pariwisata, kita pendekatan dulu, komunikasikan. Yang ingin kita bantu pada dasarnya adalah CSR mereka di bidang pengendalian populasi.” .
Di sisi lain, sangat sulit bagi mereka untuk mengetahui jumlah sebenarnya anjing di Bali karena banyak anjing yang tersesat dan ada pula yang sengaja dibuang oleh pemiliknya saat hewan peliharaannya lahir.
“Tahun lalu vaksinasi massal terhadap rabies menyasar sekitar 465.000 anjing, namun banyak di antara mereka yang tidak divaksinasi karena adanya anjing liar,” ujarnya.
Kisah I Ketut Lelut Bersama Anjing Anjingnya Memburu Limbah Restoran Di Bali
Sumantra mengatakan, seperti tahun-tahun sebelumnya, jika ada anjing yang tidak bisa divaksin, pihaknya akan menurunkan tim untuk mengeluarkannya.
Selain itu, permasalahan rabies juga disebabkan oleh masyarakat yang suka berpindah-pindah anjing, misalnya anjing dari Kintamani, Bangli dibawa ke Denpasar, padahal sebelumnya kemungkinan besar tidak ada kasus di Denpasar, kata Sumantra. MANGUPURA, .id – Pantai Kuta menjadi salah satu destinasi wisata yang populer saat liburan. Namun meningkatnya kasus rabies di Bali patut diwaspadai karena masih banyak anjing liar di sekitar tempat wisata. Kepala Desa Adat Kota, I Wayan Wasista pun tak menampik hal tersebut.
Anjing-anjing di sekitar pantai terkadang diberi makan dan dirawat oleh para sukarelawan. Bahkan wisatawan kerap membantu memberi makan dan merawat anjing-anjing di sekitar Pantai Kuta.
Ia mengatakan, anjing-anjing tersebut jinak dan biasa berkumpul pada waktu-waktu tertentu untuk mencari makan, baik di pantai maupun di kuburan yang tidak jauh dari pantai.
Resahkan Warga, Anjing Liar Di Tanah Tinggi Ditangkapi
Meski terpelihara dengan baik, ia mengakui masih ada turis yang mungkin tidak menyukai anjing. Sehingga keberadaannya cukup mengkhawatirkan. Jika dia akan dibawa ke suatu tempat, dia tidak tahu kemana dia bisa dibawa.
Klarifikasinya: Harapan kami juga kepada pihak terkait, mohon diperhatikan jika mereka ditangkap atau diberikan kepada yayasan atau diadopsi, anjing-anjing tersebut benar-benar baik.
Soal vaksinasi, menurutnya, anjing liar di pantai Kuta sudah dibekali vaksin. Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Disperpa) Kabupaten Badong secara terpisah membenarkan bahwa anjing di wilayah Kabupaten Kuta telah divaksin.
“Penanganan rabies di Pantai Kuta menjadi perhatian kami. Saat ini kami telah melakukan vaksinasi terhadap 3.055 anjing yang ada di Kuta, termasuk anjing liar yang kami tangani,” jelasnya.
Badung Vaksinasi Puluhan Anjing Liar Di Pantai Kuta Dan Legian
Menurutnya, banyak anjing yang berkeliaran di pantai sudah memiliki pemiliknya. Ada juga yang dirawat oleh para pecinta anjing, termasuk wisatawan yang umumnya sudah divaksinasi.
“Tentunya kami berharap ada kesadaran masyarakat untuk merawat anjingnya dan tidak menelantarkannya. (Kami juga berharap desa adat didukung melalui Param atau Avig),” kata Vijana.DENPASAR, KOMPAS.com – Stray anjing kini jadi masalah Mereka serius dengan Pemprov Bali, saat ini di Bali terdapat sekitar 500.000 ekor anjing peliharaan dan liar, sedangkan populasi Bali tercatat sekitar 4 juta jiwa.
Banyak orang dari asosiasi perlindungan hewan memprotes saya bahwa mereka marah dan mengatakan mengapa gubernur memerintahkan pemindahan anjing-anjing tersebut. Saya bilang di Bali ada 500.000 anjing dengan populasi 4 juta. Ini seperdelapan, ini rasionya. Satu anjing untuk delapan orang. Bayangkan betapa sulitnya mengurusnya, kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Denpasar, Bali, Sabtu (31/12/2015).
Pastika juga menambahkan, sejauh ini Pemprov Bali telah berupaya semaksimal mungkin menangani kasus rabies akibat gigitan anjing liar.
Bahaya Penyakit Rabies
Akhirnya Pastika memutuskan agar anjing-anjing liar tersebut disingkirkan. “Rabies jauh lebih banyak. Kami hanya punya uang untuk membeli VAR. Mohon bantuannya jika ada yang melihat anjing liar.
(dibunuh) saja, dihapus. Jangan sampai dibiarkan berlarut-larut dan menyebarkan penyakit. Ini berbahaya, membuat orang takut. Saya pikir masyarakat harus bekerja sama untuk melindunginya, tambahnya.
Coba bandingkan, anjing Bali berbeda dengan anjing Australia. Di Australia, anjing mendapat perawatan khusus dengan memastikan makanan sehat, lingkungan yang baik, dan perawatan rutin, termasuk vaksinasi.
Dapatkan update berita dan berita terkini dari Kompas.com setiap hari. Datang dan bergabunglah dengan grup