Cara Mengobati Anjing Yang Digigit Anjing Gila – KOMPAS.com – Mengajak anjing jalan-jalan di luar tidak selalu aman. Ada bahaya yang mengintai, salah satunya dari anjing lain.
Tujuh langkah tersebut bisa kita lakukan, seperti dijelaskan oleh Dr. Crimson Cuppernell, dokter hewan di Veterinary Emergency Group di Clifton, New Jersey, AS.
Cara Mengobati Anjing Yang Digigit Anjing Gila
“Ingatlah bahwa anjing yang kesakitan dapat menggigit kita. Jika anjing tersebut terluka, tangani hewan tersebut dengan hati-hati dan perhatikan hal ini.”
Takut Manusia Serigala, Anak Ini Diberi Air Liur Anjing Gila
“Jika ada pemilik anjing lain di sana, tanyakan tentang status vaksinasi anjingnya,” jelas Cuppernell. Pastikan kedua anjing divaksinasi terhadap rabies.”
Cuppernell menjelaskan bahwa dokter hewan mungkin akan memeriksa kondisi anjing yang terluka dengan cermat dan memberikan obat pereda nyeri serta antibiotik, tergantung pada tingkat keparahan cederanya.
Luka tusuk gigi bisa jadi lebih dalam dari yang terlihat. Dokter hewan Anda akan memastikan tidak ada luka tembus di dada atau rongga perut.
Sementara itu, luka luar berukuran kecil mungkin memiliki gelembung udara yang perlu dikeluarkan agar tidak menjadi tempat berkembang biak bakteri.
Pertolongan Pertama Bila Digigit Anjing
“Penting untuk membiarkan anjing beristirahat atau membatasi aktivitas selama beberapa minggu ke depan untuk memastikan pemulihan yang tepat.”
“Jangan lupa untuk menemui dokter hewan secara rutin untuk memastikan luka anjing Anda sembuh dan jahitannya telah dilepas,” kata Cuppernell.
Dapatkan pembaruan terpilih dan berita terkini setiap hari dari Kompas.com. Ayo gabung di grup Telegram “Update Berita Kompas.com”, klik link https://t.me/kompascomupdate lalu gabung. Pertama, Anda perlu menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.
Berita Terkait Hati-hati jika anjing Anda menggigit benda ini saat bermain. Perlu Anda ketahui, 6 hal yang membuat anjing menggigit. Cari tahu mengapa anjing suka bertingkah aneh. Kiat untuk mengajak anjing Anda berjalan-jalan di luar. Apa saja yang perlu Anda persiapkan saat bepergian dengan anjing Anda?
Ciri Ciri Anjing Rabies
Jixie mencari berita yang dekat dengan minat dan pilihan Anda. Kumpulan berita ini disajikan sebagai berita pilihan yang lebih relevan dengan minat Anda Rabies merupakan penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit ini ditularkan dari hewan rabies. Hewan utama penyebar rabies adalah anjing, kelelawar, kucing, dan monyet. Di Indonesia, rabies atau “penyakit anjing gila” masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat. Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies dan dapat ditularkan dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi. Rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit menular akut yang menyerang sistem saraf pusat yang disebabkan oleh Lyssavirus. Virus rabies dapat menular melalui air liur, gigitan atau cakaran, serta menjilati bagian kulit hewan yang terkena rabies. Hewan yang berisiko tinggi menularkan rabies biasanya adalah hewan liar atau hewan peliharaan yang belum mendapatkan vaksinasi rabies.
Gejala Masa inkubasi virus rabies berkisar antara 4 – 12 minggu. Setelah masa inkubasi, orang yang terinfeksi virus rabies akan mengalami gejala seperti flu, demam, kelemahan otot, kesemutan atau rasa terbakar pada daerah yang digigit, nyeri atau sakit kepala, demam, mual dan muntah, gelisah, kebingungan atau ketakutan yang tidak beralasan, hiperaktif. , halusinasi, susah tidur atau gangguan tidur, kesulitan menelan saat makan dan minum, serta mengeluarkan air liur berlebihan. Gejala rabies pada manusia berkembang secara bertahap, dimulai dari gejala awal mirip flu, kemudian berkembang menjadi gangguan saraf yang parah. Meski bisa berakibat fatal, pasien tetap mempunyai peluang untuk sembuh asalkan segera diobati setelah terpapar virus rabies.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan ada 11 orang meninggal akibat rabies. 95% kasus rabies disebabkan oleh gigitan anjing. 95% kasus rabies pada manusia disebabkan oleh gigitan anjing yang terinfeksi. “Ada juga banyak hewan liar yang berperan sebagai reservoir virus di berbagai benua seperti rubah, rakun, dan kelelawar, namun 95% di antaranya disebabkan oleh gigitan anjing,” kata Direktur Departemen Pertahanan. John C. Imran Pambudi, MPHM pada konferensi pers virtual, Jumat (6 Februari).
Hingga April 2023, terdapat 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies, 23.211 kasus gigitan hewan yang mendapat vaksinasi rabies, dan 11 kematian di Indonesia. Saat ini terdapat 26 provinsi endemis rabies namun hanya 11 provinsi yang bebas rabies: Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Papua Barat, Papua, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Pegunungan. Papua.
Vaksinasi Rabies Pada Anjing Dan Kucing Di Temanggung Mulai 11 14 April, 100 Dosis Disiapkan
Saat ini sudah ada dua kabupaten yang menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies, yakni Kabupaten Sikka, NTT, dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Situasi rabies di Indonesia pada tahun 2020 hingga April 2023, rata-rata jumlah gigitan per tahun adalah 82.634 orang, dimana hampir 57.000 orang di antaranya telah menerima vaksinasi rabies.
Demam, mual, sakit tenggorokan, sakit kepala parah, gelisah, takut air (aquaphobia), fotofobia (photophobia), air liur berlebihan (hipersalivasi).
Pertolongan pertama bila ada yang digigit hewan rabies seperti anjing, cara mengobati luka akibat hewan rabies adalah dengan segera mencuci luka tersebut dengan air mengalir dan sabun selama 15 menit kemudian mengoleskan antiseptik. Langkah selanjutnya adalah segera membawa pasien ke rumah sakit untuk membersihkan lukanya dan melakukan penyuntikan vaksin rabies (VAR) dan serum anti rabies (SAR).Mengobati luka secepatnya dapat mencegah gejala dan kematian akibat rabies.
Rabies adalah contoh nyata hubungan antara kesehatan hewan dan manusia. Virus rabies ditularkan pada populasi hewan seperti anjing, kucing, rubah dan kelelawar. Apabila manusia bersentuhan dengan hewan rabies, terutama melalui gigitan atau cakaran, maka virus tersebut dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan menyebabkan infeksi serius pada sistem saraf.Upaya pengendalian rabies adalah upaya pencegahan dan pemantauan populasi hewan tidak dapat dipisahkan. Penyakit ini dapat terus menyebar jika hewan-hewan di waduk tidak dikelola dengan baik dan kesadaran akan pentingnya kesehatan hewan dalam mencegah penularan rabies menjadi penting.
Rabies: Kesadaran Masyarakat Masih Rendah, Angka Kematian Tinggi
Dalam beberapa tahun terakhir, konsep One Health terus dipromosikan di tingkat global. One health pada dasarnya adalah bagaimana kita dapat mencegah dan mengendalikan penyakit dari tiga sudut pandang, yaitu kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan lingkungan. Tentu saja dalam menangani rabies, kita tidak bisa hanya fokus pada sektor peternakan atau kesehatan hewan dengan melakukan vaksinasi pada anjing. Di sisi lain, kita harus mengedukasi masyarakat tentang cara memvaksinasi anjing peliharaannya, menjaga lingkungan tetap sehat, dan memastikan masyarakat memiliki akses terhadap pengobatan atau terapi gigitan anjing sehingga penularan rabies dapat dikendalikan.
Keputusan Menteri Koordinator PMK no. 7 Tahun 2022 erat kaitannya dengan sosialisasi penyakit zoonosis. Keputusan Menteri Koordinator PMK no. Nomor 7 Tahun 2022 merupakan Peraturan Koordinasi Menteri yang mengatur tata cara pengendalian penyakit zoonosis di Indonesia. Peraturan ini memuat ketentuan yang mengatur tentang surveilans, pencegahan, pengendalian dan pengelolaan penyakit zoonosis agar dapat dikelola secara lebih efektif. Selain itu, dalam peraturan tersebut juga memuat langkah-langkah yang harus dilakukan oleh otoritas terkait, baik di bidang kesehatan, pertanian, dan lingkungan hidup, untuk meningkatkan kerja sama dalam menghadapi ancaman penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Peraturan ini akan disosialisasikan kepada masyarakat, peternak, tenaga medis dan pihak-pihak terkait. Peraturan Menteri Koordinator PMK ini perlu disosialisasikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit zoonosis, cara penularannya, dan upaya pencegahan yang dapat dilakukan saat ini. Keputusan Menteri Koordinator PMK no. Edisi 7 Tahun 2022 juga memberikan informasi mengenai tindakan pencegahan yang harus dilakukan masyarakat, termasuk dalam menghadapi situasi wabah atau kejadian luar biasa akibat penyakit zoonosis. Penyebaran informasi yang tepat akan membantu masyarakat mengenali tanda-tanda awal penyakit zoonosis sehingga dapat segera mencari pertolongan medis dan mencegah penyebaran lebih lanjut.
Dari segi regulasi, perdagangan dan konservasi satwa liar juga harus terus ditegakkan. Perlunya pendekatan komprehensif dari pemerintah untuk lebih mensosialisasikan risiko zoonosis berdasarkan pengetahuan lokal, dengan melibatkan arahan masyarakat lokal. Surveilans dan pemantauan munculnya penyakit menular baru juga perlu terus diperkuat. Penelitian yang berhubungan dengan kesehatan, peningkatan infrastruktur dan kesiapsiagaan dalam menanggapi penyakit menular yang muncul serta penelitian yang berhubungan dengan obat memerlukan kolaborasi tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga di tingkat global.
Pengendalian rabies memerlukan kerja sama yang erat antara berbagai sektor, termasuk kedokteran hewan, kesehatan manusia, pertanian, pemerintah, dan masyarakat. Berikut alasan mengapa kolaborasi lintas sektor sangat penting:
Jual Obat Rabies Atau Obat Herbal Infeksi Virus Rabies Akibat Gigitan Anjing Atau Hewan Lain
Keterlibatan tenaga profesional veteriner dalam memantau dan memberikan vaksinasi hewan secara berkala merupakan langkah penting dalam mencegah penyebaran rabies. Program vaksinasi massal terhadap hewan risiko rabies dapat mengurangi risiko penularan virus rabies ke manusia.
Kolaborasi dengan sektor kesehatan membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan risiko rabies dan pentingnya mencari pertolongan medis setelah digigit hewan yang diduga rabies. Pendidikan yang tepat dapat membantu masyarakat mengenali tanda-tanda awal rabies dan segera memberi tahu pihak berwenang untuk mengambil tindakan lebih lanjut.
Keterlibatan pemerintah dalam mengembangkan kebijakan dan peraturan terkait rabies sangatlah penting. Koordinasi antarlembaga membantu mengalokasikan sumber daya, memperkuat program vaksinasi, dan memperkuat sistem pelaporan kasus untuk respons yang cepat.
INDOHUN yang merupakan singkatan dari Jaringan Perguruan Tinggi Kedokteran Indonesia berperan aktif dalam pengembangan PERMENKO No. 7 Tahun 2022 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Zoonosis dan Emerging (NID). Dengan komitmen yang kuat terhadap pendekatan One Health, INDOHUN telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan kebijakan untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran penyakit menular zoonosis dan penyakit menular baru di Indonesia.
Mengenal Penyakit Rabies
Sebagai jaringan universitas yang berfokus pada pendekatan holistik terhadap kesehatan, INDOHUN telah bermitra dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi kesehatan internasional, dan lembaga akademis, untuk memberikan wawasan dan data terkini mengenai masalah kesehatan terkait penyakit zoonosis dan PIB. Didukung oleh para ahli dan peneliti yang terampil, INDOHUN memainkan peran penting dalam memberikan masukan ilmiah yang mendasari rancangan kerangka peraturan ini.
INDOHUN tidak hanya berperan sebagai pengambil kebijakan, namun juga berkesempatan menjadi moderator langsung pada acara peluncuran PERMENKO No. 7 Tahun 2022 yang digelar di Gedung Peninggalan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) pada Maret lalu. 8 Tahun 2023. Dalam peran ini, mempertemukan kepentingan bersama para pemangku kepentingan INDOHUN, termasuk para ahli, akademisi, profesional kesehatan, dan masyarakat umum, untuk berdiskusi dan bekerja sama dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit zoonosis dan PIB.
Bergabung