Hachiko Anjing – Halo para pemburu peluang! Kisah seekor anjing bernama Hachiko menarik banyak perhatian. Kisah hewan yang hidup di Jepang ini begitu menarik bahkan hingga diangkat menjadi buku, komik bahkan film. Bahkan, jika Anda berkunjung ke Shibuya di Tokyo, Anda masih bisa melihat pemandangan patung anjing Hachiko. Bagi Anda yang ingin mengenal Hachiko Jepang dan kisah kesetiaannya, berikut adalah kesempatan untuk berbagi kisah mereka.
Anjing bernama Hachiko ini lahir pada tanggal 10 November 1923 di Prefektur Akita. Namun kisah kesetiaannya dimulai pada tahun berikutnya, tepatnya tahun 1924 atau saat usianya menginjak satu tahun. Ya, pada tahun itu anjing tersebut diadopsi oleh seorang profesor di Universitas Tokyo.
Hachiko Anjing
Seperti yang ditulis sebelumnya, anjing ini diadopsi oleh seorang profesor di Universitas Tokyo. Nama profesor sekaligus pemiliknya adalah Hidesaburo Ueno. Profesor itu menamai anjing itu Hachiko. Pasca adopsi, keduanya kerap melakukan aktivitas sehari-hari bersama. Keduanya biasanya berjalan bersama menuju Stasiun Shibuya. Anjing tersebut juga akan menjemput pemiliknya di Stasiun Shibuya pada pukul 15.00.
Dikenal Sebagai Hewan Pintar, Inilah 5 Ras Anjing Yang Paling Setia Pada Pemiliknya
Profesor Ueno pernah mengalami pendarahan otak saat mengajar dan kemudian meninggal. Anjing tersebut menunggu 9 tahun 9 bulan 15 hari untuk pemiliknya, yang tidak mengetahui kejadian tersebut. Suatu hari di tahun 1935, pada usia 11 tahun, Hachiko ditemukan tewas di jalanan Shibuya. Hachiko juga kemudian dimakamkan tepat di sebelah makam Profesor Ueno. Ia sangat setia sehingga orang Jepang menjadikannya simbol kesetiaan. Faktanya, patung Hachiko dibuat di tempat dimana seekor anjing biasanya menunggu pemiliknya.
Demikianlah pengenalan singkat tentang Hachiko, seekor anjing Jepang yang terkenal dengan kesetiaannya. Yang mana yang kamu tahu? Semoga artikel ini bermanfaat ***Kisah kelahiran anjing pekerja berwarna putih krem (Akita Inu) ini telah diabadikan dalam banyak hal, mulai dari buku, film, hingga komisi fiksi ilmiah Futurama.
Popularitasnya melambung tinggi dan dikenal sebagai anjing paling setia karena menunggu pemiliknya, patung di stasiun Shibuya tidak pernah sepi bahkan menjadi foto para pelancong.
Patung perunggu ini pertama kali dipasang pada tahun 1934 dan dilapisi ulang selama Perang Dunia II.
Anjing Shiba Inu, Anjing Setia Dengan Keunikan Karakteristiknya
“Setia, dapat diandalkan, dan tunduk pada tuannya, pengertian dan tidak rasional,” kata Christine Yano, seorang profesor di Universitas Hawaii.
Ia merupakan ras anjing Akita Inu, salah satu ras anjing tertua dan terpopuler di negeri Sakura.
“Di sisi lain, dia juga memiliki kepribadian yang keras kepala dan waspada terhadap siapa pun selain tuannya,” kata Eietsu Sakuraba, penulis buku anak-anak berbahasa Inggris, tentang Hachiko.
Pada tahun kelahiran Hachiko, Hidesaburo Ueno, seorang profesor pertanian terkenal dan pecinta anjing, meminta seorang siswa melalui surat kabar untuk mencarikannya anak anjing Akita.
Jual Patung Anjing Shiba Inu Hachiko Pajangan Doggy Akita Jumbo Dekocation Home
Setelah perjalanan kereta yang melelahkan, anak anjing tersebut tiba di kediaman Ueno di distrik Shibuya pada tanggal 15 Januari 1924, ketika Hachiko pertama kali dianggap mati.
Pada tanggal 21 Mei 1925 Ueno, yang saat itu berusia 53 tahun, meninggal karena pendarahan otak. Sedangkan Hachiko baru bersamanya selama 16 bulan.
“Saat semua orang terbangun, Hachi mencium bau Ueno dari rumah dan datang ke ruang tamu. Dia merangkak ke bawah peti mati dan menolak bergerak,” tulis Profesor Itoh.
Hachiko menghabiskan beberapa bulan berikutnya dengan berbagai keluarga di luar Shibuya, namun pada musim panas 1925 ia dirawat oleh tukang kebun Ueno, Kikusaburo Kobayashi.
Anjing Dalam Film
Setelah kembali ke daerah tempat tinggal mendiang tuannya, Hachiko melanjutkan perjalanan sehari-harinya ke stasiun tanpa peduli kondisi cuaca, hujan atau cerah.
“Pada malam hari, Hachi berdiri dengan posisi merangkak di loket tiket dan memandang setiap penumpang seolah sedang mencari seseorang,” tulis Profesor Itoh.
Belakangan, kehadiran Hachiko di depan gerbang tiket Stasiun Shibuya menarik perhatian media dan kisah Hachiko pun diketahui.
Kisah ini pertama kali diketahui publik Jepang pada bulan Oktober 1932 ketika harian Jepang Tokyo Asahi Shimbun menerbitkan laporan tentang kisah Hachiko.
Tentang Kesetiaan, Hachiko Kini Punya Saingan
Hachiko meninggal pada tanggal 8 Maret 1935 dan langsung muncul di halaman depan banyak surat kabar di Jepang. Hachiko dimakamkan di Pemakaman Aoyama dekat makam Ueno dan Yae.
Pada tahun 1934, penggalangan dana untuk patungnya juga menarik perhatian publik, dengan sekitar 3.000 orang menyumbang.
Bahkan setelah Perang Dunia II yang menyebabkan jatuhnya perekonomian Jepang, penggalangan dana untuk patung Hachiko berhasil mengumpulkan dana sebesar 800.000 yen atau Rp 83 juta.
Dalam artikel surat kabar tahun 1982, Takeshi Okamoto menulis, “Melihat ke belakang, saya merasa dia tahu Dr. Ueno tidak akan kembali, tapi dia terus menunggu. Hachiko mengajari kami pentingnya mempercayai seseorang.”
Kisah Kesetiaan Hachiko Yang Legendaris Sampai Viral Pada Masanya, Padahal Tahun 1930 An Lo
Patung Hachiko juga terdapat di kampung halaman Ueno di Odate, wilayah Hisai, Universitas Tokyo, dan Rhode Island, AS, yang didedikasikan untuk film tahun 2009 Hachiko: A Dog’s Tale.
Odate mempunyai serangkaian acara peringatan untuk Hachiko, yang terbaru diadakan pada bulan April lalu untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-100.
Tali pengikat anjing tersebut kini dipajang di Museum Nasional Alam dan Sains di Tokyo.
Di sisi lain, Prof Yano mengatakan kesetiaan Hachiko akan dan akan dikenang banyak orang dalam jangka panjang.
Anjing Itu Sahabat Setia Kita, Harusnya Disayang, Bukan…
“Bahkan setelah 100 tahun, cinta dan kesetiaan tanpa syarat ini tidak akan berubah. Kisah Hachiko akan terus hidup selamanya,” tutup Prof Yano.
Dapatkan update berita pilihan harian dan berita terkini dari Kompas.com. Gabung di grup Telegram “Update Berita Kompas.com”, klik link https://t.me/kompascomupdate lalu gabung. Pertama, Anda perlu menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.
Berita Terkait: Hachiko si Anjing Setia Kini dalam Kotak Cokelat Bergaya…Hachiko Day, Jelajahi Sejarah Anjing Setia di Jepang Hachiko Day, Himbau Warga Berhenti Menutupi Patung Hachiko Kisah Anjing, Kisah Nyata Anjing dan Tuannya
Jixi mencari berita yang dekat dengan preferensi dan kesukaan Anda. Kumpulan berita ini disajikan sebagai berita pilihan yang paling sesuai dengan minat Anda.
Melampaui Materialisme Kultural: Relasi Anjing Dan Manusia Dalam Perspektif Orang Huaulu
Detail Anda digunakan untuk memverifikasi akun Anda saat Anda memerlukan bantuan atau saat aktivitas tidak biasa terdeteksi di akun Anda. Berbeda dengan zaman sekarang dimana segala sesuatu bisa menjadi viral, dapatkah Anda bayangkan bagaimana sebuah cerita bisa menjadi viral di tahun 1930-an?! Saat itu masyarakat Jepang dihebohkan dengan cerita mengharukan tentang seekor anjing bernama Hachiko. Anda mungkin familiar dengan cerita ini karena pernah menonton film Hollywood Hachi: A Dog’s Tale. Namun banyak orang yang belum mengetahui detail kisah nyata legendaris tentang kesetiaan dan persahabatan antara anjing dan manusia.
Bahkan di Jepang, kisah anjing setia Hachiko masih dijadikan pelajaran moral bagi siswa sekolah dasar. Patung Hachiko kini wajib dilihat di Stasiun Shibuya, tempat Hachiko dengan setia menunggu pemiliknya selama 10 tahun.
Kisah Hachiko si anjing dianggap sebagai salah satu contoh kesetiaan terbesar dalam sejarah. Selama 10 tahun anjing ini selalu kembali dan menunggu pemiliknya disana
Menurut Japan Daily, Hachiko merupakan anjing Akita yang lahir pada tanggal 10 November 1923. Nama asli Hachiko sebenarnya adalah Hachi. Semasa kecil, seorang profesor bernama Hidesaburo Ueno mengadopsinya dari pemilik pertamanya. Hachi kecil diterima dengan baik oleh keluarga Ueno yang penyayang binatang. Profesor Ueno adalah dosen ilmu pertanian di Tokyo Imperial University. Setiap kali dia pergi bekerja, Hachiko membawa profesor itu ke gerbang Stasiun Shibuya dan menunggu tuannya pulang setiap malam.
Hachiko Ditunjuk Jadi Wali Kota Virtual Shibuya
Suatu hari dikabarkan sang profesor meninggal mendadak. Hachi terus menunggu temannya yang tidak kunjung pulang. Hachi tidak mau makan selama tiga hari. Setelah meninggalkan majikannya, Hachi terus berganti majikan. Hachi baru betah saat tinggal di rumah bekas tukang kebun keluarga Ueno di dekat Stasiun Shibuya. Selama 10 tahun setelah kematian Profesor Ueno, Hachi terus menunggu di sana seolah berharap profesor itu akan muncul tiba-tiba.
Pengabdian Hachiko yang luar biasa menarik perhatian seluruh Jepang ketika sebuah kolom surat kabar menulis tentang dirinya. Pengunjung stasiun sangat tersentuh oleh ceritanya
Pada tahun 1932, kisah pengabdian Hachi mendorong seorang aktivis hewan untuk menulis artikel tentang dia. Artikel tersebut dikirimkan dan diterbitkan setiap hari di Tokyo Asahi Shimbun dengan judul “Kisah Anjing Tua yang Tersayang”. Artikel ini pertama kali membawa kisah Hachi menjadi perhatian seluruh Jepang. Setelah itu, orang-orang berbondong-bondong mengunjungi Hachi di Stasiun Shibuya, karena pengabdian Hachi menyentuh hati mereka. Mereka memberi Hachi makanan dan makanan ringan.
Setelah banyak orang mengetahui kisah kedatangannya di pesta tersebut, orang-orang mulai menyukai Hachi. Pengunjung stasiun mulai memanggilnya “Hachiko”, artinya Hachi sayang. Kisahnya menjadi begitu terkenal hingga pada tahun 1934 Hachiko mendapatkan patungnya sendiri di Stasiun Shibuya. Hachiko sendiri menghadiri peresmian patung tersebut.
Hachiko Anjing Dari Jenis Akita Inu Potret Foto Stok
Hachiko terus menunggu tuannya selama 10 tahun hingga ia meninggal. Kisah kesetiaannya kini dijadikan pelajaran moral dan masih menyentuh hati semua orang yang mendengarnya
Selama sepuluh tahun, Hachiko terus menunggu temannya yang tak kunjung kembali. Setelah menginjak usia 13 tahun, Hachiko ditemukan tewas di jalan dekat Jembatan Inari, tempat dia biasa menunggu Profesor Ueno. Banyak orang menghadiri upacara perpisahan Hachiko di Stasiun Shibuya. Anjing yang setia itu dimakamkan di samping Profesor Ueno di Aoyama.
Kisah kesetiaan Hachiko di atas membuktikan bahwa ikatan antara manusia dan hewan bisa begitu kuat. Kesetiaan tidak hanya dimiliki oleh manusia. Terkadang hewan lebih mengetahui arti kesetiaan dibandingkan manusia. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari cerita di atas