Muhammadiyah merupakan salah satu gerakan Islam yang lahir di Indonesia pada tahun 1912. Gerakan ini didirikan oleh KH Ahmad Dahlan dengan tujuan memperbarui dan mengembangkan Islam yang lebih modern. Muhammadiyah juga dikenal sebagai gerakan tajdid atau pembaruan.
Tujuan utama dari gerakan tajdid adalah memperbaharui ajaran-ajaran Islam yang sudah ada sehingga bisa menyesuaikan dengan zaman modern. Muhammadiyah mengajarkan bahwa Islam dapat mengatasi berbagai masalah sosial dan politik yang ada di Indonesia saat itu.
Gerakan Muhammadiyah memiliki beberapa program yang bertujuan untuk memajukan bangsa Indonesia, seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Muhammadiyah juga aktif dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan.
Salah satu ciri utama dari gerakan Muhammadiyah adalah merangkul semua lapisan masyarakat, tanpa terkecuali. Muhammadiyah juga aktif dalam melakukan dakwah melalui media massa, seminar, dan diskusi-diskusi keagamaan.
Dalam perjalanan sejarahnya, Muhammadiyah berhasil membentuk banyak sekolah, rumah sakit, dan lembaga-lembaga kemanusiaan lainnya. Gerakan Muhammadiyah juga memiliki banyak jaringan dan organisasi, termasuk di kalangan mahasiswa dan pemuda-pemudi Muslim.
Secara keseluruhan, Muhammadiyah menjadi salah satu gerakan Islam terbesar dan paling sukses dalam sejarah Indonesia. Gerakan tajdid yang diperjuangkan oleh Muhammadiyah sangat penting untuk memperbaharui ajaran-ajaran Islam, membuatnya lebih relevan dengan zaman modern, dan menjadikannya sebagai solusi atas berbagai masalah sosial dan politik yang dihadapi bangsa Indonesia.
Sejarah dan Latar Belakang Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah salah satu gerakan Islam yang didirikan di kota Yogyakarta pada tanggal 8 Agustus 1912 oleh KH Ahmad Dahlan. Gerakan ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi umat Islam pada masa itu, terutama menyangkut masalah pendidikan, pusat kesehatan dan sosial, serta pembinaan masyarakat yang berkelanjutan. Gerakan ini mendapatkan banyak pengikut pada saat itu, terutama di kalangan anak muda muslim.
Latar belakang pendirian Muhammadiyah adalah kekhawatiran Ahmad Dahlan terhadap kondisi umat Islam pada saat itu yang masih mengalami ketertinggalan dalam berbagai bidang. Di sisi lain, Ahmad Dahlan juga merasa bahwa Islam selayaknya tidak hanya dipahami sebagai keyakinan atau agama, melainkan juga menjadi landasan bagi kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Untuk itu, Dahlan berusaha membangun gerakan massa yang mampu memberikan perubahan positif bagi umat Islam dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Meski lahir di Yogyakarta, pergerakan Muhammadiyah cepat menyebar ke berbagai penjuru Nusantara, bahkan telah membentuk banyak sekali cabang yang berdiri di berbagai kota besar di Indonesia. Gerakan ini pun mendapat dukungan dari banyak tokoh-tokoh Islam Indonesia pada masa itu, termasuk KH Hasyim Asy’ari.
Pada awal berdirinya, Muhammadiyah telah membentuk beberapa lembaga dan instansi di berbagai bidang. Salah satu yang paling terkenal adalah Sekolah Muhammadiyah yang didirikan dengan tujuan untuk mengolah masyarakat muslim yang beriman dan mempunyai kemampuan dalam ilmu-ilmu umum. Sekolah ini mempunyai beberapa tingkat pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, dan telah banyak melahirkan para cendekiawan dan tokoh penting di Indonesia.
Bidang kesehatan juga menjadi fokus perhatian Muhammadiyah. Melalui Rumah Sakit Umum Muhammadiyah, gerakan ini memberikan layanan kesehatan secara murah dan terjangkau bagi masyarakat, terutama mereka yang kurang mampu. Aktivitas-aktivitas sosial juga dilakukan oleh Muhammadiyah, diantaranya operasi gratis untuk mata dan gigi, pembangunan masjid dan pesantren, serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke berbagai daerah.
Dalam menjalankan aktivitasnya, Muhammadiyah selalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Gerakan ini memahami betul pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mendirikan Universitas Muhammadiyah sebagai pusat pengembangan pendidikan tinggi di tingkat nasional. Banyak program dan kegiatan yang ditawarkan oleh universitas ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan pasar kerja yang terus berkembang.
Di samping itu, Muhammadiyah juga mempunyai banyak filosofi dan nilai-nilai keislaman yang menjadi dasar bagi gerakan ini. Salah satu nilai ini adalah rasa toleransi dan penghormatan pada perbedaan dan hak-hak individu. Dalam hal ini, Muhammadiyah mengajarkan bahwa manusia harus saling menghargai dan tidak boleh mengganggu kepentingan orang lain dalam menjalankan keyakinan agamanya.
Dalam tahap perkembangannya, Muhammadiyah tidak hanya menjadi gerakan di Indonesia, melainkan juga membentuk jaringan dan kemitraan internasional. Muhammadiyah juga hadir dalam beberapa organisasi seperti World Assembly of Muslim Youth (WAMY) dan Yunani Muslim Association (YMA) yang memiliki program kerja sama di bidang pendidikan, kemanusiaan, dakwah, serta kebudayaan.
Dalam era kekinian, Muhammadiyah terus berkembang dan mengejar terobosan baru dalam mencapai tujuannya. Salah satu yang terbaru adalah dengan hadirnya berbagai aplikasi digital, seperti aplikasi zakat online dan aplikasi pencarian pekerjaan untuk anak-anak muda muslim. Dari sini terlihat bahwa gerakan Muhammadiyah sangat dinamis dan fleksibel dalam menghadapi perubahan zaman, namun tetap berpegang teguh pada nilai-nilai keislaman dan filosofi yang menjadi dasar gerakan ini.
Konsep Tajdid dalam Pemikiran Muhammadiyah
Sebagai gerakan Islam modern yang didirikan pada tahun 1912 di Yogyakarta, Muhammadiyah membawa konsep tajdid dalam pemikirannya. Konsep tajdid dalam Muhammadiyah tidak sekadar terfokus pada perbaikan fisik bangunan dan infrastruktur saja, tetapi lebih pada pembaruan diri dan pembaruan pemikiran umat Islam.
Konsep tajdid dalam Muhammadiyah mengajarkan bahwa perbaikan pada diri manusia merupakan kunci utama dalam mencapai perbaikan masyarakat. Oleh karena itu, Muhammadiyah menekankan pentingnya upaya untuk membawa umat Islam kembali ke ajaran Islam yang murni, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Muhammadiyah mengusung beberapa prinsip yang dijadikan sebagai landasan dalam konsep tajdidnya. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
1. Tauhid
Tauhid merupakan dasar utama dalam ajaran Islam dan menjadi prinsip pertama dalam konsep tajdid Muhammadiyah. Muhammadiyah menekankan bahwa manusia harus memahami dan meyakini sepenuhnya bahwa hanya Allah SWT yang layak diibadahi dan disembah.
Muhammadiyah juga menekankan pentingnya memurnikan ajaran tauhid dari segala bentuk bid’ah dan syirik yang terkadang muncul di tengah-tengah masyarakat. Hal ini dilakukan agar umat Islam dapat kembali pada ajaran tauhid yang murni sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
2. Kemandirian dan Kebhinekaan
Selain tauhid, prinsip kemandirian dan kebhinekaan juga menjadi bagian penting dalam konsep tajdid Muhammadiyah. Muhammadiyah menekankan pentingnya membangun masyarakat yang mandiri dan berdaya, sehingga dapat mengatasi berbagai masalah yang ada dengan kemampuan sendiri tanpa bergantung pada pihak lain.
Muhammadiyah juga menekankan pentingnya menjaga kebhinekaan, yaitu kesatuan dalam perbedaan. Dalam hal ini, Muhammadiyah menekankan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, menghargai perbedaan dan menghormati hak-hak yang sama bagi setiap individu, tanpa memandang latar belakang agama, etnis, dan budaya.
3. Keberpihakan pada Mustadh’afin
Muhammadiyah menempatkan dirinya sebagai gerakan yang memperjuangkan keberpihakan pada mustadh’afin atau orang yang lemah dan terpinggirkan. Konsep tajdid dalam Muhammadiyah juga menekankan pentingnya membantu mereka yang membutuhkan dan meningkatkan kualitas hidup mereka agar lebih baik.
Muhammadiyah juga menekankan pentingnya memperjuangkan hak-hak manusia, membela keadilan dan memerangi segala bentuk penindasan, tekanan dan ketidakadilan terhadap mustadh’afin, baik oleh individu maupun oleh negara.
Dari ketiga prinsip tersebut, Muhammadiyah menyimpulkan bahwa konsep tajdid dalam pemikirannya bukanlah sekadar pembaruan fisik bangunan dan infrastruktur, tetapi lebih pada pembaruan diri manusia dan pembaruan pemikiran umat Islam. Konsep tajdid dalam Muhammadiyah dipandang sebagai suatu proses perubahan dalam diri manusia untuk mencapai perbaikan sosial dan kemajuan kehidupan manusia secara umum.
Oleh karena itu, Muhammadiyah mengajak umat Islam untuk selalu berbenah diri, melakukan introspeksi diri dan selalu berusaha menciptakan kemajuan dalam kehidupan masyarakat. Konsep tajdid dalam Muhammadiyah menjadi pondasi bagi gerakan Islam modern untuk membangun kehidupan yang lebih baik bagi umat manusia.
Aksi dan Program Tajdid Muhammadiyah
Seiring dengan tujuannya untuk melakukan pembaharuan di tengah masyarakat yang berkembang, Muhammadiyah telah meluncurkan berbagai aksi dan program tajdid. Ini bertujuan untuk menguatkan konsep tajdid dan memperkuat gerakan Muhammadiyah dalam mendorong perubahan yang positif dalam masyarakat. Berikut beberapa contoh aksi dan program tajdid Muhammadiyah:
1. Program Pendidikan
Muhammadiyah telah lama dikenal sebagai organisasi yang aktif di bidang pendidikan. Salah satu program andalannya adalah Universitas Muhammadiyah. Ada beberapa kampus Universitas Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam upayanya untuk melakukan tajdid di sektor pendidikan, Muhammadiyah memperkenalkan kurikulum baru yang lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat. Muhammadiyah juga gencar memperkenalkan sistem pembelajaran yang efektif, dan menekankan pentingnya pendidikan yang inklusif.
Bukan hanya di level perguruan tinggi, Muhammadiyah juga memiliki lembaga pendidikan dari tingkat TK hingga SMA sederajat. Muhammadiyah menjadikan pendidikan sebagai upaya fundamental untuk menghasilkan kader-kader bangsa yang mampu meningkatkan kualitas kehidupan orang banyak.
2. Program Dakwah
Muhammadiyah memahami bahwa dakwah adalah salah satu cara yang paling efektif untuk memberikan pemahaman tentang Islam yang moderat dan toleran kepada masyarakat. Oleh karena itu, Muhammadiyah mengembangkan program dakwah untuk memberikan pemahaman yang benar tentang agama Islam dan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan keagamaan yang bersifat inklusif.
Muhammadiyah juga mengedepankan dialog interfaith sebagai cara untuk meningkatkan pemahaman antar agama dan menyatukan perbedaan di antara pemeluk agama. Muhammadiyah menganggap tugas dakwah sebagai tantangan utama untuk menciptakan masyarakat yang toleran dan saling menghargai.
3. Program Pemberdayaan Ekonomi
Pemberdayaan ekonomi menjadi fokus utama Muhammadiyah dalam melakukan tajdid. Melalui program ini, Muhammadiyah bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup ekonomi masyarakat khususnya yang berada di pelosok-pelosok desa. Muhammadiyah telah memiliki beberapa program untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Salah satu program yang diluncurkan adalah program Koperasi Syariah. Program ini difokuskan untuk menyalurkan kredit atau pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama di daerah-daerah terpencil atau yang kurang terjangkau oleh lembaga keuangan. Koperasi Syariah yang didirikan oleh Muhammadiyah juga memiliki perhatian yang tinggi pada aspek sosial, seperti memberikan bimbingan pengembangan usaha dan kewirausahaan kepada anggota.
Selain program Koperasi Syariah, Muhammadiyah juga merambah ke dunia digital dengan mengembangkan platform e-commerce bernama Koperasi Online Nuansa Nusantara. Platform ini menawarkan produk-produk yang berasal dari anggota koperasi di seluruh Indonesia.
Program pemberdayaan ekonomi sangat penting bagi Muhammadiyah guna mencapai tujuannya dalam melakukan tajdid. Masyarakat yang sejahtera dan mandiri dapat berperan secara aktif dalam menjaga stabilitas sosial dan mendorong perubahan yang positif di masyarakat.
4. Program Sosial dan Kemanusiaan
Program sosial dan kemanusiaan juga menjadi fokus utama Muhammadiyah. Program ini bertujuan untuk memberikan bantuan kepada mereka yang terpaksa hidup dalam keadaan sulit, seperti korban bencana alam, pengungsi, dan orang-orang yang terkena dampak dari kebijakan pembangunan yang tidak berpihak padanya.
Dalam menjalankan program sosial, Muhammadiyah memiliki lembaga bernama Lazismu (Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah). Lazismu bertujuan untuk mengumpulkan dan menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah untuk kepentingan sosial dan kemanusiaan. Melalui program ini, beberapa program prioritas telah dijalankan, seperti pendidikan, kesehatan, dan pengembangan ekonomi yang berkelanjutan.
Program sosial dan kemanusiaan tidak hanya dijalankan oleh Lazismu, tetapi juga melalui banyak lembaga lain di dalam Muhammadiyah, seperti Pemuda Muhammadiyah dan Aisyiyah. Program ini menjadi bagian dari upaya Muhammadiyah dalam melakukan tajdid, dengan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.
5. Program Lingkungan Hidup
Sadar akan pentingnya lingkungan hidup bagi manusia, Muhammadiyah kemudian mengedepankan program lingkungan hidup dalam aksi dan program tajdid-nya. Salah satu program andalannya adalah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah mengubah kampusnya menjadi kampus hijau. Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta memiliki lima tujuan besar, yaitu kampus ramah lingkungan, kampus hemat energi, kampus hemat air, kampus tanpa sampah, dan kampus sehat.
Dalam upayanya untuk melestarikan lingkungan hidup, Muhammadiyah juga terus mempromosikan pemakaian energi terbarukan, seperti panel surya, dan mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya mengurangi penggunaan produk plastik. Program-program Muhammadiyah dalam menjaga lingkungan hidup merupakan upaya strategis dalam melakukan tajdid, dengan menciptakan masyarakat yang sadar lingkungan dan bertanggung jawab.
Melalui berbagai program dan aksi tajdid yang dijalankannya, Muhammadiyah telah memberikan kontribusi yang berarti dalam membangun Indonesia yang lebih baik. Berbagai program tersebut akan terus dijalankan demi mewujudkan visi dan misi Muhammadiyah dalam melakukan pembaharuan di tengah masyarakat yang terus berkembang.
Peran Muhammadiyah dalam Pembaharuan Islam di Indonesia
Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid atau pembaruan Islam hadir di Indonesia pada awal abad ke-20. Gerakan ini dibentuk oleh sekelompok ulama dan intelektual Muslim yang merasa prihatin dengan kondisi umat Islam di Indonesia yang tertinggal dalam banyak hal.
Gerakan Muhammadiyah kemudian berkembang dan menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Salah satu tujuannya adalah untuk melakukan pembaruan atau tajdid terhadap Islam agar sesuai dengan zaman dan kebutuhan umat di Indonesia.
Dalam konteks pembaharuan Islam di Indonesia, Muhammadiyah memainkan peranan yang sangat penting. Beberapa peranan tersebut antara lain:
1. Membangun Kesadaran Agama di Kalangan Umat
Satu-satunya tujuan Muhammadiyah adalah untuk meningkatkan kesadaran agama di kalangan umat Islam. Gerakan ini memperingatkan dan menekankan pentingnya menjaga akidah atau keyakinan dalam beragama. Hal ini adalah suatu usaha yang penting sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi umat Islam ke arah yang lebih baik.
Salah satu upaya untuk membentuk kesadaran agama adalah dengan mendirikan masjid dan pesantren. Muhammadiyah banyak membangun fasilitas pendidikan agama karena pendidikan menjadi salah satu alat untuk menumbuhkan kesadaran agama di kalangan umat Islam.
2. Membentuk Pemikiran Moderat dalam Beragama
Muhammadiyah membawa pemikiran moderat dalam beragama. Pemikiran moderat yang dimaksud adalah pemahaman dasar ajaran Islam yang berdasarkan Al-Quran dan Hadist, dengan memperhatikan kondisi sosial, budaya dan politik Indonesia yang pluralistik. Pemikiran ini diharapkan dapat mempersatukan dan menumbuhkan harmoni di antara umat Islam Indonesia yang berbeda latar belakang.
Dalam konteks ini, Muhammadiyah menyatakan Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin. Dalam prakteknya, Muhammadiyah mengajarkan kebaikan moral seperti tolong menolong, saling menghargai, dan menghormati perbedaan.
3. Menyelamatkan Akidah dari Pergeseran Pemahaman
Muhammadiyah merespon dan menanggapi pergantian zaman dengan memperbaiki pemahaman umat terhadap ajaran Islam. Gerakan ini diharapkan dapat memperkuat persoalan akidah umat dan membantu mencegah adanya pemikiran yang menyimpang atau ajaran yang menyimpang. Suami Muda di Jakarta, Rendy Sutrisno menjelaskan “Banyak pemikiran sesat beredar di masyarakat dan Muhammadiyah berharap masyarakat cerdas untuk bisa membedakan antara pemikiran yang salah dan benar.”
4. Membangun Masyarakat Beradab Islam
Pemikiran dan upaya Muhammadiyah di atas adalah untuk membangun masyarakat yang beradab Islam. Masyarakat yang beradab Islam bukanlah masyarakat yang hanya mengenakan pakaian tertentu atau menggunakan bahasa Arab dalam percakapan sehari-hari. Masyarakat terpelajar dan menjunjung tinggi etika dan moral Islam serta menjunjung tinggi kebenaran. Muhammadiyah berupaya menumbuhkan kesadaran beragama yang cerdas dan disiplin dalam kehidupan keseharian masyarakat Indonesia agar dapat hidup dengan baik dan damai dengan sesama.
Itulah beberapa peran Muhammadiyah dalam pembaharuan Islam di Indonesia. Gerakan Muhammadiyah sangat mendukung pembaruan Islam dengan mengadaptasi ajaran agama sesuai dengan kondisi sosial dan budaya di Indonesia. Hal ini memberikan dampak yang sangat signifikan pada perkembangan agama Islam di Indonesia.
Tantangan dan Proyeksi Gerakan Tajdid Muhammadiyah di Masa Depan
Setiap gerakan yang ada di dalam masyarakat pasti akan menghadapi banyak tantangan dalam perkembangan masa depannya. Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan tajdid juga tidak luput dari hal tersebut. Untuk itu, perlu dikaji dan diprediksi tantangan apa saja yang akan dihadapi dan bagaimana proyeksi gerakan tajdid Muhammadiyah di masa depan.
Tantangan pertama yang akan dihadapi gerakan tajdid Muhammadiyah adalah masalah kemajuan teknologi. Saat ini, teknologi sudah semakin maju dan mudah diakses oleh masyarakat, namun memiliki dampak yang buruk pada akhlak dan moral bangsa. Banyak konten negatif dan tidak sesuai dengan ajaran Islam yang tersebar di media sosial. Oleh karena itu, Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid perlu menjadi motor penggerak masyarakat untuk menggunakan teknologi dengan bijak dan tidak melupakan nilai-nilai agama. Sebagai contoh, Muhammadiyah perlu menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk memilah konten halal dan haram secara online.
Tantangan berikutnya adalah terkait masalah ekonomi global dan nasional yang terus berkembang dengan pesat. Kesenjangan sosial semakin terlihat dan terjadi di tengah masyarakat. Sebagai sebuah gerakan tajdid yang ingin memajukan kehidupan umat dan masyarakat, Muhammadiyah perlu untuk menjadi motor penggerak ekonomi yang adil dan makmur. Oleh karena itu, Muhammadiyah perlu fokus pada pengembangan ekonomi syariah dan merintis wirausaha-wirausaha produktif.
Tantangan lain yang perlu diperhatikan dalam gerakan Muhammadiyah adalah mengenai kemunduran moral akhlak masyarakat. Saat ini, masyarakat kita semakin jauh dari ajaran Islam dan semakin menghilangkan nilai-nilai luhur di dalam kehidupan sosial. Muhammadiyah perlu mendidik kembali masyarakat agar memahami ajaran-ajaran Islam dan mampu mempraktikkannya dalam kehidupannya sehari-hari. Muhammadiyah perlu memfasilitasi pendidikan agama yang mudah dijangkau dan aplikatif di kehidupan sehari-hari.
Tantangan lain yang tak kalah pentingnya yaitu berkaitan dengan perubahan iklim yang semakin ekstrim dan sering terjadi bencana alam. Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid perlu menjadi penggerak pemberdayaan masyarakat dan bersama-sama melakukan upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim untuk mengurangi resiko bencana alam di masa depan.
Terakhir, tantangan yang harus dihadapi oleh Muhammadiyah adalah sangat terkait erat dengan tantangan-tantangan yang tersedia di atas. Muhammadiyah harus menjadi gerakan yang berkembang dengan respon cepat terhadap perubahan ataupun tantangan-tantangan yang ada. Seperti diketahui, tantangan yang akan dihadapi masyarakat Indonesia dalam 10 tahun ke depan mungkin akan tidak sama dengan tantangan yang ada saat ini. Oleh karena itu, Muhammadiyah perlu memperkuat kemampuan adaptif yang bisa diterapkan dari program-program dan fokus kerja Hari Lahir Muhammadiyah.
Proyeksi gerakan tajdid Muhammadiyah di masa depan sangat terkait dengan pola kegiatan serta fokus kerja gerakan. Muhammadiyah perlu terus melakukan penyesuaian dalam program-program kerjanya agar tetap sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Sebagai gerakan tajdid yang sudah eksis dan maju, Muhammadiyah harus dapat menjawab tantangan-tantangan tersebut dengan fasilitasi program-program kerja yang aplikatif, responsif dan bertujuan untuk menjawab problematika yang muncul. Semoga gerakan tajdid Muhammadiyah selalu kuat dan memberi manfaat bagi masyarakat Indonesia. Amin.