Server Softswitch adalah sebuah sistem jaringan telekomunikasi yang mendukung layanan VoIP yang diintegrasikan dengan PABX. Berikut ini adalah arsitektur utama dari Server Softswitch:
1. Media Gateway (MGW): berfungsi sebagai perangkat yang mengawasi saluran telepon tradisional dan menghubungkannya dengan jaringan VoIP.
2. Session Border Controller (SBC): bertindak sebagai firewall, dan memonitor dan mengatur tumpang tindih antara jaringan operator VoIP yang berbeda.
3. Signaling Gateway (SG): berperan dalam memfasilitasi komunikasi antara jaringan telepon dan protokol VoIP.
4. HSS (Home Subscriber Server): menyimpan informasi tentang pelanggan jaringan operator VoIP dan memberikan informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan panggilan.
5. Application Server (AS): menyediakan layanan pengolahan panggilan, seperti pemantauan panggilan dan routing panggilan.
Dalam arsitektur Server Softswitch, komunikasi antara pengguna VoIP terjadi melalui IP dan protokol internet. Selain itu, softswitch juga dapat beroperasi sebagai gateway untuk panggilan antara telepon tradisional dan jaringan VoIP. Dengan arsitektur ini, Softswitch dapat menyediakan banyak layanan telematika seperti penerusan panggilan, panggilan berkualitas tinggi, pengaturan panggilan, dan lainnya.
Pengenalan Arsitektur Softswitch
Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, kebutuhan akan sistem komunikasi yang efisien dan efektif semakin meningkat. Salah satu solusi yang terbukti efektif adalah softswitch. Sebagai sistem kontrol panggilan dan perutean di jaringan telekomunikasi berbasis IP, softswitch menyediakan solusi komunikasi yang lebih fleksibel dan efisien.
Arsitektur softswitch terdiri dari beberapa komponen utama. Komponen-komponen ini bertanggung jawab untuk mengelola setiap panggilan dan memastikan komunikasi berlangsung secara efektif.
1. Call Agent
Komponen pertama dalam arsitektur softswitch adalah Call Agent. Call Agent bertanggung jawab untuk mengatur, mengontrol, dan memonitor panggilan. Call Agent juga dapat memantau kondisi jaringan untuk memastikan panggilan terhubung secara optimal.
Call Agent biasanya terdiri dari dua jenis: primary Call Agent dan secondary Call Agent. Primary Call Agent adalah bagian dari sistem yang aktif dan bertanggung jawab untuk mengelola panggilan. Sedangkan secondary Call Agent adalah cadangan yang akan diaktifkan jika primary Call Agent mengalami kegagalan. Dengan adanya secondary Call Agent, kemungkinan terjadinya kegagalan sistem dapat diminimalisasi.
2. Media Gateways
Media Gateway adalah perangkat keras yang menghubungkan jaringan telekomunikasi tradisional dengan jaringan berbasis IP. Media Gateway bertindak sebagai penghubung antara perangkat IP dan perangkat non-IP.
Media Gateway bertanggung jawab untuk mengubah format sinyal digital ke analog. Selain itu, media gateway juga bertindak sebagai terusan panggilan dari perangkat non-IP ke perangkat IP, dan sebaliknya. Media Gateway juga mendukung kodek suara yang berbeda untuk berbagai jenis sinyal suara yang berbeda pada kedua jaringan.
3. Signaling Gateway
Signaling Gateway adalah komponen yang menghubungkan jaringan telekomunikasi dengan layanan signalisasi jaringan telekomunikasi. Signaling Gateway mengubah sinyal signalisasi jaringan telekomunikasi ke dalam format yang dapat diterima oleh jaringan softswitch.
Signaling Gateway membantu softswitch dalam menentukan rute panggilan yang optimal. Dalam proses ini, Signaling Gateway menggunakan protokol signalisasi yang berbeda seperti SS7, ISDN, atau R2.
4. Database Server
Database Server adalah komponen utama dalam arsitektur softswitch yang bertanggung jawab untuk menyimpan profil pengguna, data penagihan, dan informasi lainnya. Database Server mungkin termasuk modul yang diperlukan untuk memfasilitasi analisis big data pada layanan yang disediakan.
Database Server mengumpulkan data pengguna dari semua perangkat dalam jaringan. Hal ini memungkinkan pengguna untuk memutar ulang setiap panggilan atau memeriksa informasi akun pengguna dan penggunaan layanan lainnya. Dengan adanya Database Server, sistem telekomunikasi dapat menyediakan layanan yang lebih tepat waktu dan lebih cepat.
Komponen Utama Softswitch dan Fungsinya
Softswitch dikonfigurasi dengan beberapa komponen utama, yang masing-masing memiliki peran dan fungsi tertentu untuk menjalankan arsitektur server. Berikut ini adalah beberapa komponen utama Softswitch dan fungsinya:
1. Switch Manager
Switch Manager merupakan otak dari softswitch. Komponen ini bertanggung jawab mengontrol seluruh jaringan dan sumber daya server. Sebagai server utama, Switch Manager menyimpan informasi tentang pelanggan, jaringan, dan layanan. Fungsinya adalah untuk memastikan bahwa seluruh sistem berjalan sesuai dengan standar industri. Selain itu, Switch Manager juga mengatur dan mengontrol seluruh transaksi bisnis seperti pemrosesan pembayaran, akuntansi, dan pelaporan.
2. Media Gateway Controller (MGC)
Media Gateway Controller (MGC) merupakan komponen utama lainnya dari softswitch. Fungsinya adalah untuk mengatur lalu lintas suara dan data antara jaringan IP dan saluran PSTN (Public Switched Telephone Network). MGC juga berfungsi sebagai penghubung antara jaringan telepon tradisional dan telepon seluler.
Dalam arsitektur server, MGC menghubungkan jaringan telepon yang berbeda (misalnya PSTN, GSM, CDMA) dengan jaringan IP. Dengan kata lain, MGC memungkinkan panggilan telepon tradisional untuk diarahkan ke jaringan IP, dan sebaliknya. Ini mempermudah komunikasi antara pengguna di seluruh dunia, terutama ketika mereka berada di luar negeri dan ingin berbicara dengan orang di negara asal mereka.
Komponen utama lain dari MGC adalah untuk mengatur layanan dan fitur tambahan seperti Voice over IP (VoIP), pengiriman pesan singkat (SMS), dan multimedia messaging service (MMS).
3. Signaling Gateway (SG)
Signaling Gateway (SG) adalah komponen utama lain dari arsitektur softswitch. Fungsi utama SG adalah untuk mengelola protokol signalisasi, yang memungkinkan transmisi data dan informasi antara jaringan telepon yang berbeda. SG bekerja untuk melayani permintaan panggilan dari sumber jaringan dan meneruskannya melalui jaringan tujuan.
SG juga memainkan peran penting dalam menjalankan fitur-fitur seperti transfer panggilan, call waiting, dan konferensi panggilan. Komponen ini memungkinkan pelanggan berpindah antara jaringan telepon dan IP dengan nyaman, terutama ketika menggunakan fitur-fitur tambahan.
4. Media Gateway (MG)
Media Gateway (MG) adalah komponen utama lain dari arsitektur server. Fungsinya adalah untuk menghubungkan saluran suara di jaringan PSTN dengan jaringan IP. MG juga memungkinkan transfer sinyal suara antara jaringan telepon dan IP.
Komponen ini memungkinkan pelanggan untuk menggunakan layanan komunikasi suara tradisional dengan mudah dalam jaringan digital. Dalam struktur server, RG membantu dalam pengkodean dan dekoding sinyal suara, menyesuaikan aliran data, dan mengatur panggilan antara jaringan PSTN dan IP.
5. Application Server (AS)
Application Server (AS) adalah komponen utama lainnya dari arsitektur softswitch. Fungsinya adalah untuk menyediakan layanan tambahan yang diperlukan pelanggan. AS bertanggung jawab untuk mengatur permintaan panggilan dan menyediakan fitur-fitur tambahan yang tidak tersedia dalam layanan komunikasi suara tradisional, seperti konferensi video dan panggilan konferensi web.
Dalam struktur server, aplikasi server menyimpan fitur-fitur tambahan yang dibutuhkan pengguna dan membantu dalam menyediakan aplikasi-aplikasi tambahan yang juga dapat digunakan oleh layanan pihak ketiga seperti game online, web browsing, dan aplikasi multimedia lainnya.
Komponen utama Softswitch tersebut saling terintegrasi untuk menjalankan arsitektur server yang dapat menghubungkan jaringan telepon tradisional dengan jaringan IP. Sebagai server komunikasi modern, Softswitch menjadi solusi yang sangat efektif untuk menyelesaikan berbagai masalah komunikasi yang dihadapi pelanggan dalam aktivitas sehari-hari. Berkat kemampuan Softswitch, komunikasi menjadi lebih mudah, terjangkau, dan produktif.
Arsitektur Jaringan Softswitch
Server Softswitch merupakan media penghubung antara jaringan PSTN (Public Switched Telephone Network), IP (Internet Protocol), dan jaringan perusahaan. Dalam hal ini, Arsitektur Jaringan Softswitch menjadi sangat penting untuk memastikan sistem berjalan dengan baik.
1. Arsitektur Jaringan Softswitch Terpusat
Arsitektur Jaringan Softswitch terpusat komponennya terletak pada satu lokasi atau pusat, sehingga membuat manajemen jaringan menjadi lebih mudah dan efektif. Softswitch terpusat ini terhubung dengan semua node jaringan yang memberikan layanan telepon. Data system diatur terpusat pada server softswitch, dan softswitch menjalankan fungsi switching untuk seluruh layanan tersebut. Misalnya, STP, SCP, dan Signal Transfer Point (STP) yang mendukung proses switching. Arsitektur terpusat softswitch ini populer di kalangan operator telekomunikasi besar atau perusahaan yang membuka bisnis telekomunikasi.
Arsitektur jaringan softswitch terpusat menghasilkan hasil akhir yang efektif dalam pengaturan dan instalisasi. Softswitch terpusat membutuhkan perangkat keras yang kuat, jaringan yang andal, dan bandwidth yang cukup untuk berfungsi. Selain itu, terdapat kelemahan yaitu ketika server pusat bermasalah, seluruh sistem jaringan bisa terganggu dan mempengaruhi layanan telepon.
2. Arsitektur Jaringan Softswitch Terdistribusi
Berbeda dengan Arsitektur Jaringan Softswitch Terpusat, Arsitektur Jaringan Softswitch Terdistribusi memiliki beberapa server softswitch yang terpisah satu sama lain dan terhubung dengan jaringan komunikasi. Softswitch terdistribusi ini mencakup gateway, server pendukung, dan media gateways. Setiap server softswitch memiliki kemampuan switching yang sama, namun peluang satu server mengalami masalah lebih kecil karena ada beberapa server yang bekerja sama.
Secara umum, arsitektur softswitch terdistribusi biasanya lebih efisien, reliabel, dan fleksibel. Penyedia layanan telekomunikasi atau perusahaan dapat memilih jumlah server softswitch yang sesuai dengan kebutuhan dan budget mereka. Selain itu, jika salah satu server softswitch mengalami masalah, proses akan otomatis dipindahkan ke server lain yang masih berjalan, sehingga tidak akan terjadi gangguan pada jaringan komunikasi. Softswitch terdistribusi juga lebih mudah diatur dan tidak terlalu tergantung pada bandwidth yang cukup besar.
3. Arsitektur Jaringan Softswitch Hybrid
Arsitektur jaringan softswitch hybrid adalah gabungan antara arsitektur terpusat dan terdistribusi. Karakteristik dari arsitektur Hybrid memungkinkan pengguna untuk memiliki kontrol terpusat; namun dengan penambahan server baru, dapat meningkatkan kapasitas jaringan. Ini dapat membantu dalam mengatasi masalah jangkauan SoftSwitch Terpusat ketika kapasitasnya sebulan penuh.
Struktur jaringan SoftSwitch Hybrid adalah penggunaan fungsi STP (Signal Transfer Point), SCP (Signal Control Point), SMS (Short Message Service Center), dan Media Gateway. Fungsi Media Gateway menjembatani jaringan PSTN (Public Switched Telephone Network) dan IP (Internet Protocol), SCP memproses logika terkait jalur switching, dan STP mentransfer sinyal.
Arsitektur jaringan Softswitch Hybrid otomatis akan memindah pekerjaan dari server A ke server B jika terjadi masalah seperti kegagalan server, overload, atau kegagalan perangkat keras.
Ketiga arsitektur jaringan Softswitch ini memiliki kelebihan masing-masing yang bergantung pada kebutuhan penyedia layanan telekomunikasi atau perusahaan. Kemampuan Softswitch terdistribusi yang fleksibel dan reliabel menjadi pilihan populer saat ini, perlahan-lahan menggantikan Softswitch terpusat. Sementara arsitektur hybrid menawarkan solusi dengan kelebihan dari kedua arsitektur sebelumnya.
Softswitch vs. Traditional Switching
Jelaskan arsitektur utama dari server softswitch….
Sebelum membahas arsitektur utama dari server softswitch, perlu dipahami terlebih dahulu perbedaan antara softswitch dan traditional switching dalam konteks jaringan telekomunikasi. Traditional switching adalah teknologi switching yang umum digunakan pada jaringan telekomunikasi konvensional. Teknologi ini menggunakan switchboard fisik dan sirkuit melalui jaringan telepon untuk menghubungkan panggilan. Sedangkan, softswitch adalah teknologi switching berbasis software yang menggantikan switchboard fisik dengan software dan mengirimkan data suara melalui jaringan internet protokol (IP).
Dalam arsitektur utama dari server softswitch, terdapat beberapa komponen penting yang harus dipahami. Pertama, adalah media gateway (MGW) yang berfungsi sebagai bridge antara jaringan tradisional (TDM) dengan jaringan IP. Secara teknis, MGW mengkonversi sinyal suara analog TDM menjadi sinyal digital IP sehingga mudah diproses oleh perangkat IP. Selain itu, MGW juga bertugas untuk melindungi jaringan IP dari gangguan sinyal yang merugikan.
Kedua, adalah session border controller (SBC) yang bertugas mengelola dan mengamankan panggilan suara masuk dan keluar dari jaringan IP. SBC juga memantau kualitas layanan panggilan untuk memastikan kinerja jaringan tetap optimal. Selain itu, SBC juga berfungsi untuk mengontrol lalu lintas suara melalui jaringan IP dan TDM sehingga setiap panggilan masuk dan keluar dapat diproses dengan baik.
Ketiga, adalah call agent (CA) yang berfungsi sebagai jembatan antara softswitch dengan komponen lainnya. CA bertugas untuk mengatur operasi panggilan dan menentukan rute jaringan terbaik untuk panggilan tersebut. Selain itu, CA juga dapat digunakan untuk mengalokasikan sumber daya jaringan yang tersedia secara efisien sehingga setiap panggilan dapat diproses dengan baik.
Terakhir, adalah database server (DB) yang memegang data akun pengguna dan paket layanan yang dapat diakses oleh pengguna. DB mengelola informasi ini dan menyediakan akses ke informasi ini untuk softswitch. Oleh karena itu, DB berperan penting dalam penyediaan layanan terhadap pelanggan.
Dalam keseluruhan, arsitektur utama dari server softswitch memungkinkan operator jaringan untuk menggunakan jaringan IP untuk mengirimkan panggilan suara seperti layaknya jaringan telepon tradisional. Namun, keunggulan server softswitch terletak pada kemudahan skala yang dapat diproses. Jaringan IP memungkinkan kapasitas pemrosesan panggilan suara yang lebih besar dari jaringan telepon tradisional. Selain itu, sentral softswitch memberikan kemudahan dalam pengaturan panggilan dan alokasi sumber daya jaringan. Ini semua memungkinkan operator jaringan untuk memberikan layanan yang lebih baik dan efisien kepada pelanggan.
Konfigurasi Server Softswitch dan Fungsinya
Server Softswitch adalah perangkat lunak yang digunakan untuk menghubungkan jaringan telepon dan jaringan data. Arsitektur utama dari server softswitch terdiri dari beberapa bagian yang memainkan peran penting dalam penyediaan layanan mulai dari telepon biasa hingga telepon pintar.
1. Media Gateway
Media Gateway adalah perangkat keras yang terhubung ke jaringan telepon. Fungsi utama Media Gateway adalah mengubah sinyal suara atau panggilan yang berasal dari jaringan telepon menjadi data digital yang dapat ditransmisikan melalui jaringan data. Media Gateway juga berguna untuk mengalihkan panggilan telepon ke jaringan telepon lain.
2. Session Border Controller
Session Border Controller adalah perangkat lunak yang berfungsi sebagai titik masuk atau keluar ke jaringan telepon. SBC bertindak sebagai pengaman untuk melindungi jaringan telepon dari ancaman seperti serangan DDoS (distributed denial of service) dan SIP (session initiation protocol). Selain itu, SBC juga dapat mengatur aliran data dan mengontrol panggilan antarjaringan.
3. Softswitch Controller
Softswitch Controller adalah sebuah perangkat lunak yang mengendalikan pengiriman panggilan dan layanan jaringan. Softswitch Controller berfungsi sebagai penghubung antara Voice-over-IP (VoIP) dan Public Switched Telephone Network (PSTN). Softswitch Controller mengontrol panggilan, aliran data, serta menyediakan banyak fitur seperti caller ID, voice mail, konferensi, dan transfer panggilan, untuk semua pengguna dalam jaringan.
4. Billing Server
Billing Server adalah perangkat lunak yang berfungsi untuk memantau penggunaan layanan jaringan dan mencatat biayanya. Billing Server berkaitan dengan mencatat dan memadukan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi bisnis untuk menentukan laporan harga yang akurat dan tagihan, serta metode penghitungan harga layanan yang berbeda-beda.
5. Database Server
Database Server adalah komponen penting dalam arsitektur utama dari server softswitch. Database Server menyimpan semua data pelanggan, layanan, dan informasi jaringan. Informasi ini dapat digunakan oleh pengendali server softswitch untuk memberikan layanan terbaik kepada pelanggan. Database Server juga menyimpan catatan panggilan, billing, dan log aktivitas pelanggan. Selain itu, Database Server memperbarui informasi pelanggan saat terjadi perubahan data atau saat layanan pelanggan berubah. Jika terjadi kesalahan dalam sistem, Database Server dapat memulihkan data yang hilang.
Dalam pengaturan Server Softswitch, konfigurasi ini merupakan fitur utama dan sangat penting. Dalam konfigurasi Server Softswitch, semua perangkat keras dan lunak yang digunakan dijelaskan dengan baik, sehingga dapat memastikan pengoperasian dan pengaturannya lebih mudah dimengerti. Selain itu, mengetahui konfigurasi Server Softswitch juga penting untuk mengatasi masalah yang muncul dalam operasi sehari-hari.