Marine Economy atau yang sering disebut ekonomi kelautan adalah sektor ekonomi yang melibatkan aktivitas pemanfaatan sumber daya laut seperti perikanan, perikanan budidaya, pariwisata, dan pengembangan energi kelautan. Sedangkan Maritime Economy atau sama dengan ekonomi maritim, mencakup lebih dari sekedar kegiatan di laut tetapi juga meliputi aktivitas di sepanjang garis pantai seperti pelabuhan, transportasi maritim, dan industri kelautan lainnya. Kedua sektor ini merupakan bagian penting dari ekonomi Indonesia yang menjadi negara kepulauan terbesar di dunia.
Pengertian Marine Economy
Marine economy atau ekonomi laut merupakan konsep yang berkaitan dengan segala kegiatan ekonomi yang berada di perairan, baik itu laut, samudra, dan perairan lainnya. Selain itu, ekonomi laut juga mencakup kegiatan ekonomi yang terkait dengan pemanfaatan sumber daya alam yang ada di laut, seperti ikan, minyak bumi, gas alam, dan lain sebagainya. Marine economy menjadi bagian penting dalam industri kelautan dan perikanan di Indonesia.
Pemanfaatan sumber daya laut dalam kegiatan ekonomi meliputi berbagai jenis seperti transportasi, pariwisata, perikanan, migas, pertahanan dan keamanan, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, ekonomi laut memiliki kontribusi yang sangat besar bagi perekonomian Indonesia. Bahkan, menurut data Kementerian Perikanan dan Kelautan, pada tahun 2018 ekspor produk perikanan dan kelautan mencapai USD 4,1 miliar atau setara dengan Rp 58,5 triliun.
Marine economy juga berkaitan erat dengan agenda global, seperti Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Hal ini karena sumber daya laut yang merupakan aset alam yang tak ternilai harganya ini juga perlu dijaga dan dilestarikan agar dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi kehidupan manusia dan bumi.
Selain marine economy, terdapat juga pengertian maritime economy yang bisa sedikit membingungkan. Maritime economy atau ekonomi maritim sebenarnya memiliki konsep yang berbeda dengan marine economy. Ekonomi maritim lebih ditekankan pada kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan pengolahan dan pengangkutan barang di laut, seperti pelayaran, pelabuhan, penyimpanan, dan lain sebagainya.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar di sektor kelautan dan perikanan. Namun, ekonomi laut Indonesia masih memiliki kendala-kendala, seperti tingginya biaya produksi dan rendahnya kualitas produk. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat dalam mengembangkan ekonomi laut di Indonesia.
Pemerintah Indonesia juga gencar memperkuat sektor kelautan dan perikanan di Indonesia melalui berbagai program dan kebijakan, seperti Program Percepatan Pengembangan Ekonomi Kelautan dan Perikanan Indonesia (P4KPI), peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di bidang kelautan dan perikanan, dan ekspansi pasar produk perikanan dan kelautan secara internasional.
Dalam kesimpulannya, marine economy atau ekonomi laut merupakan sektor yang penting bagi perekonomian Indonesia. Selain memberikan kontribusi yang besar pada PDB Indonesia, pengembangan ekonomi laut juga dapat membuka lapangan kerja baru, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian sumber daya laut untuk generasi yang akan datang.
Pengertian Maritime Economy
Maritime economy and marine economy are two terms that are often used interchangeably, but they actually have different meanings. Maritime economy refers to the economic activities that take place on or near the sea, including shipping, ports, and coastal tourism. Meanwhile, marine economy refers specifically to the economic activities that are related to the exploitation of marine resources, such as fisheries, aquaculture, and offshore oil and gas exploration.
Because Indonesia has the second-longest coastline in the world and is situated in the heart of the Coral Triangle, which is the most biodiverse marine region on earth, the country has immense potential for developing its maritime and marine economies. However, the full potential of these sectors has not yet been realized.
Potensi Ekonomi Maritim dan Perikanan
Salah satu sektor ekonomi yang memiliki potensi besar di Indonesia adalah sektor maritim dan perikanan. Indonesia memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km dan luasan laut seluas 5,8 juta km², sehingga negara ini memiliki potensi sumber daya laut yang sangat besar.
Sektor perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan yang stabil di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, kontribusi sektor perikanan terhadap PDB Indonesia sebesar 3,06 persen pada tahun 2019. Namun, masih banyak masalah yang dihadapi sektor perikanan Indonesia, seperti penangkapan ikan yang berlebihan, penggunaan alat tangkap yang merusak lingkungan, dan masih banyaknya praktik ilegal di sektor perikanan.
Untuk mengembangkan sektor perikanan Indonesia, pemerintah berupaya untuk meningkatkan produksi perikanan, membangun infrastruktur perikanan, meningkatkan kualitas dan daya saing produk perikanan, serta meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum di sektor perikanan.
Selain sektor perikanan, sektor ekonomi maritim lainnya yang memiliki potensi besar di Indonesia adalah sektor pariwisata pantai. Indonesia memiliki banyak pantai yang indah dan eksotis, yang menjadikan pariwisata pantai sebagai salah satu sektor unggulan dalam industri pariwisata Indonesia. Namun, seperti sektor perikanan, masih banyak masalah yang dihadapi sektor pariwisata pantai Indonesia, seperti kebersihan pantai yang kurang terjaga, kurangnya infrastruktur pariwisata, dan masih banyaknya kegiatan ilegal dan destruktif di sekitar pantai.
Untuk mengembangkan sektor pariwisata pantai, pemerintah berupaya untuk meningkatkan infrastruktur pariwisata, meningkatkan kebersihan dan keamanan pantai, serta mempromosikan pariwisata pantai Indonesia di dalam dan luar negeri.
Secara keseluruhan, pengembangan sektor ekonomi maritim dan perikanan di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, namun masih banyak masalah yang perlu diatasi. Dengan upaya yang terus-menerus dan kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha di sektor ini, diharapkan sektor ekonomi maritim dan perikanan Indonesia dapat berkembang dengan baik dan memberikan manfaat bagi masyarakat dan negara secara keseluruhan.
Perbedaan Antara Marine Economy dan Maritime Economy
Marine economy dan maritime economy adalah dua konsep ekonomi laut yang sering digunakan. Dalam bahasa Indonesia, keduanya mengacu pada ekonomi laut secara umum. Namun, sebenarnya terdapat perbedaan antara kedua konsep tersebut. Mari kita bahas lebih lanjut.
Marine economy berkaitan dengan sumber daya laut, termasuk ikan, moluska, dan tanaman laut lainnya. Hal ini meliputi perikanan, budidaya laut, pengolahan seafood, dan ekspor barang-barang tersebut. Kegiatan-kegiatan ini memiliki nilai ekonomi yang sangat besar, terutama bagi negara yang memiliki sumber daya laut yang melimpah. Tidak hanya itu, marine economy juga mencakup industri pariwisata yang berkaitan dengan laut seperti wisata bahari, perahu wisata, dan olahraga air.
Dalam beberapa kasus, marine economy dianggap sebagai istilah yang lebih sempit karena hanya berkaitan dengan sumber daya laut dan turunannya saja. Akan tetapi, marine economy masih memiliki peran yang penting terutama bagi negara yang memiliki potensi sumber daya laut yang besar. Tidak hanya memberikan kontribusi besar pada perekonomian negara, marine economy juga dapat membuka banyak lapangan pekerjaan di berbagai sektor.
Sementara itu, maritime economy memiliki cakupan yang lebih luas. Maritime economy mencakup aktivitas di laut yang lebih luas, termasuk industri perkapalan, logistik, dan pelayaran. Industri perkapalan mencakup semua proses pembuatan, perbaikan, dan pengoperasian kapal, termasuk penjualan kapal. Sedangkan, logistik mencakup semua kegiatan yang berkaitan dengan perjalanan kapal, termasuk bongkar muat barang di pelabuhan, pengelolaan gudang, dan pengiriman barang melalui laut.
Maritime economy juga mencakup industri terkait dengan pelabuhan, seperti konstruksi pelabuhan, investasi di pelabuhan, dan pengembangan pelabuhan. Selain itu, maritime economy juga mencakup industri jasa, seperti asuransi kapal, broker kapal, dan konsultasi industri maritim.
Seperti marine economy, maritime economy juga memiliki peran penting dalam perekonomian negara yang berbasis maritim. Dalam sektor maritim, maritime economy menawarkan lapangan kerja yang beragam, mulai dari pekerja di pelabuhan hingga insinyur perkapalan dan marinir. Industri maritim juga memberikan kontribusi besar pada perekonomian global karena 90% dari perdagangan dunia dilakukan melalui laut.
Jadi, marine economy dan maritime economy memiliki perbedaan yang signifikan terutama dalam cakupan dan aktivitas ekonomi yang terkait. Baik marine economy maupun maritime economy memiliki peran penting dalam perekonomian yang berbasis maritim dan kedua konsep ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan di masa depan.
Fokus Ekonomi Kelautan di Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang mengakibatkan negara ini memiliki potensi besar dalam sektor kelautan dan maritim. Potensi kelautan Indonesia sangat besar, di antaranya sumber daya laut yang melimpah, potensi kedalaman laut yang masih belum terjamah, dan posisi strategis sebagai negara penghubung antara Asia dan Australia.
Marine economy dan maritime economy merupakan dua istilah yang sering digunakan dalam sektor kelautan dan maritim. Marine economy (ekonomi kelautan) mengacu pada sektor ekonomi yang berhubungan langsung dengan laut, seperti perikanan, kelautan, dan pariwisata. Sementara itu, maritime economy (ekonomi maritim) mencakup sektor yang terkait dengan transportasi laut dan jasa yang berkaitan dengan aktivitas yang terjadi di laut.
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki sumber daya laut yang berlimpah dengan potensi ekonomi yang sangat besar. Sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di daerah pesisir dan laut sehingga keberadaan laut sangat penting bagi Indonesia. Pemanfaatan sektor kelautan dan maritim Indonesia diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Berikut beberapa subsektor dalam sektor kelautan dan maritim yang berpotensi menjadi fokus ekonomi kelautan di Indonesia:
Perikanan
Perikanan merupakan sektor ekonomi yang sangat penting bagi Indonesia. Negara kita memiliki wilayah laut seluas 3,1 juta km² dengan potensi sumber daya laut yang sangat besar. Sektor perikanan memberikan kontribusi sebesar 1,5% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Selain itu, sektor perikanan juga menyediakan pekerjaan bagi lebih dari 7 juta orang di seluruh Indonesia, baik dalam sektor tangkap maupun budidaya. Beberapa jenis ikan yang menjadi komoditas unggulan Indonesia antara lain ikan tuna, kakap, layur, dan lobster.
Pariwisata
Pariwisata menjadi subsektor ekonomi kelautan yang juga memiliki potensi besar di Indonesia. Indonesia dikelilingi oleh laut yang indah dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa. Pulau-pulau kecil dengan pasir putih dan air laut yang jernih menjadi tujuan wisatawan di seluruh dunia. Hampir 80% pariwisata di Indonesia berada di daerah pesisir dan laut. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia akan mencapai 18 juta pada tahun 2019. Sektor pariwisata memberikan kontribusi sebesar 4% terhadap PDB Indonesia dan menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari 10 juta orang.
Transportasi Laut
Indonesia memiliki potensi ekonomi maritim yang sangat besar, terutama di sektor transportasi laut. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki ratusan pelabuhan yang menunjang aktivitas perdagangan dan transportasi di seluruh Indonesia. Selain itu, Indonesia juga memiliki jalur pelayaran yang strategis sebagai negara penghubung antara Samudera Hindia dan Pasifik. Sektor transportasi laut memberikan kontribusi sebesar 17% terhadap PDB Indonesia dan menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 1 juta orang.
Pembangunan Infrastruktur Kelautan
Untuk mendukung perkembangan sektor kelautan dan maritim, dibutuhkan pembangunan infrastruktur kelautan yang memadai. Pemerintah Indonesia telah menetapkan program pembangunan infrastruktur kelautan dan perikanan yang strategis dengan nilai investasi lebih dari Rp 400 triliun untuk periode 2015-2019. Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas sektor kelautan dan perikanan, mengembangkan sarana dan prasarana di pelabuhan, memperkuat sistem pengawasan dan pengendalian sumber daya laut, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Dari keempat subsektor di atas, dapat disimpulkan bahwa sektor kelautan dan maritim memiliki potensi ekonomi yang sangat besar bagi Indonesia. Pembangunan sektor ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, fokus ekonomi kelautan di Indonesia sangat diperlukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional di masa yang akan datang.
Potensi dan Tantangan Pengembangan Ekonomi Kelautan di Indonesia
Indonesia has a long coastline of more than 81,000 kilometers, making it the second-longest coastline in the world after Canada. In addition, Indonesia is located at the center of the Coral Triangle, an area known as the “Amazon of the Seas.” With such extensive and rich marine resources, the marine economy and maritime economy are two major economic potentials in Indonesia.
The marine economy can be defined as economic activities related to the utilization of marine resources, such as fishing, aquaculture, and seaweed cultivation. Meanwhile, the maritime economy comprises activities related to business and services that facilitate sea transportation and trade, such as ports, shipping, and marine tourism.
Developing the marine economy and maritime economy in Indonesia offers huge potentials to boost the country’s economic growth. The marine sector alone contributes around 3% of the country’s Gross Domestic Product (GDP) and employs over 12 million people. Meanwhile, the maritime sector contributes around 6% of the country’s GDP and provides jobs for over 3 million people.
However, despite the potentials, there are various challenges in developing the marine and maritime economy in Indonesia. The following are some of the potentials and challenges:
1. Potentials of the Marine Economy
The potentials of the marine economy in Indonesia are vast and varied. Indonesia has a variety of fish species, and some of them are unique to Indonesian waters. The fisheries sector in Indonesia has huge potentials for further development, both in the capture and aquaculture sectors.
Indonesia has the potential to become the world’s largest seaweed producer. The seaweed commodity is now developed in eastern Indonesia, including Southeast Sulawesi, North Maluku, West Nusa Tenggara, and East Nusa Tenggara. Seaweed commodity export in 2019 reached 29,464.63 tons and worth $49.11 million.
In addition, Indonesia has unique marine tourism destinations. Indonesia’s waters offer world-class dive spots, coral reefs, and marine biodiversity. To leverage its potential, Indonesia needs to improve its infrastructure, such as roads, ports, and airports.
2. Challenges in Developing the Marine Economy
The following are some challenges in developing the marine economy in Indonesia:
2.1. Overfishing
Indonesia has experienced overfishing in some areas. Overfishing can lead to a decrease in the number of fish and other marine resources. Overfishing happens when the number of fish captured is higher than the sustainable level.
2.2. Illegal Fishing
Illegal fishing is a major problem in Indonesia. It leads to a decrease in the number of fish, and the country loses billions of dollars each year due to fish poaching. The government has taken steps to prevent illegal fishing, such as establishing the Coast Guard unit.
2.3. Weak Technological, Institutional and Human Resources
Indonesia’s marine and fisheries sectors still lack adequate technological developments and institutional arrangements compared to other countries, such as Japan, South Korea, and China. Human resources in the marine and fisheries sectors need to be improved. They must be capable of applying technology-based fishing to improve the level of fishermen welfare, as well as to preserve marine resources.
2.4. Limited Market Access
Indonesia still has a limited market access for its marine products. Indonesia must increase its competitiveness by improving its product quality, and also seek and explore new market opportunities.
2.5. Environmental Degradation
The environment is the foundation of the marine and fisheries sectors. However, Indonesia still faces environmental problems such as plastic waste and coral reef degradation. The government must take a concerted effort to address this issue and its recovery through conservation and rehabilitation programs.
In conclusion, despite its potentials, developing the marine and maritime economy in Indonesia is not without challenges. Overcoming these challenges requires a strong commitment and collaboration from all stakeholders, including the government, the private sector, academia, and civil society.