Karena Wanita – SOEARA-PELADJAR.COM – Hmm… Rasanya, sebagai wanita sejati yang membaca kalimat “karena wanita ingin dimengerti” akan secara refleks tersenyum. Tidak, dia tidak akan dianggap gila, tapi tersenyum di sini memiliki arti tersirat.
Dan… sepertinya hanya wanita yang memahami arti tersirat dari kata-kata tersebut. Apalagi bagi mereka yang diam-diam menyuarakan suara perempuan di Hari Perempuan Internasional kemarin. Apa? Benarkah ada yang seperti itu, bukan Hari Perempuan Internasional? Seluruh dunia, bukan? Benar. Seluruh dunia sepertinya sepakat bahwa tanggal 8 Maret adalah Hari Perempuan Internasional. Seperti diketahui beberapa hari lalu, tepatnya pada tanggal 3 Maret 2018, sekitar seribu perempuan memperingati peristiwa tersebut dengan menggelar Women’s March di Jakarta. Tak kalah pentingnya, beberapa kota besar juga mengadakan acara, seperti Surabaya, Bandung, dan Bali.
Karena Wanita
Ternyata tak hanya sekedar berkumpul untuk mengenang, ada beberapa hal yang mereka ungkapkan dan klaim dalam aksi bertajuk #FightTogether. Delapan tuntutan utama yang diutarakan antara lain penghapusan kebijakan diskriminatif, pengesahan berbagai undang-undang dan kebijakan, jaminan dan akses pemulihan bagi korban kekerasan, serta diakhirinya intervensi negara terhadap tubuh. (CNN Indonesia)
Chord Kunci Gitar Karena Wanita, Ingin Dimengerti Ada Band
Tidak akan terbakar jika Anda tidak bermain api. Dengan demikian, Women’s March yang damai juga terjadi karena alasan tertentu. Salah satunya adalah masih banyaknya kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan hingga awal tahun 2018. Kenyataannya, perempuan adalah makhluk yang lebih lemah dibandingkan laki-laki. Dikabarkan juga berasal dari tulang rusuk manusia yang pasti diciptakan untuk dilindungi dan dihormati.
Namun siapa sangka perempuan masa kini justru menjadi korban penindasan bahkan dieksploitasi oleh sisi tubuh yang eksploitatif. Sejatinya kecantikan seorang wanita ibarat permata yang harus dilindungi, dihormati dan diagungkan. Jadi mengapa hal itu bisa terjadi? Ini tidak lain hanyalah buah dari liberalisme. Ideologi kebebasan yang memaksa penghapusan segala nilai agama. Jadi hidup ini berjalan terus tanpa kontribusi agama. Ini tidak lain adalah bentuk sekularisme yang sebenarnya. Dimana kebebasan menjadi landasan liberalisme ini.
Ibarat rumah yang tidak layak huni dan diambang kehancuran, mengecat dinding atau mengganti material dinding saja tidak akan cukup. Sebab, yang perlu dilakukan jika ingin menempati sebuah rumah dengan aman adalah dengan merobohkannya dan membangunnya kembali dengan pondasi yang lebih kuat. Inilah contoh nyata suara perempuan yang menyampaikan tuntutan dan aspirasinya. Bagaimana itu mungkin? Ya, kalau mereka menuntutnya dengan harapan ada pemahaman jelas yang menjadikan kebebasan sebagai prinsip, maka itu hanya fatamorgana belaka. Dan hal itu masih bisa terjadi lagi. Ibarat rumah yang mau roboh, kalau saja material dindingnya diganti, tetap akan roboh jika terkena air hujan. Tetap saja tidak aman, bukan?
Lantas kepada siapa perempuan ini harus mengadu tentang segala tuntutan dan cita-citanya? Dan siapakah yang mampu memahami dan memahami wanita secara utuh? Melindungi, melestarikan, bahkan menghormati dan memuliakan.
Ingatkah ketika Allah memerintahkan Anda untuk menutup aurat Anda kecuali wajah dan telapak tangan?
Ingatkah Anda ketika datang perintah Allah untuk menundukkan pandangan dan menghindari ikhtilat (bercampurnya laki-laki dan perempuan?
Ini tidak lain hanyalah memuliakan wanita. Bukan hanya untuk melindunginya, bukan untuk mempermalukannya, tapi untuk menjaga kehormatan yang dimiliki perempuan. Karena pada dasarnya perempuan adalah mahkotanya. Wanita adalah permata. Dan wanita cantik itu seperti bunga yang mekar. Itu harus diselamatkan, diselamatkan, dihormati dan dimuliakan.
Namun, apakah cukup hanya menjalankan perintah Tuhan satu per satu? Yang kemudian keluar dari keyakinan agama, keyakinan Islam. Apakah itu cukup?
Niat Dan Ketulusan
Masih seperti mengganti warna cat tembok pada rumah yang akan runtuh. Karena yang perlu dilakukan adalah mengganti base tersebut dengan base yang lebih kuat. Sebuah yayasan dengan bahan dan desain bangunan terbesar di dunia. Lantas landasan apa yang kuat dan tiada bandingannya?
Landasan kokoh inilah yang disebut Islam, yang diterapkan secara menyeluruh sebagai pedoman hidup. Islam menjadikan aqidah berasal dari aturan-aturan, aturan-aturan dari Allah yang kemudian harus kita laksanakan sepenuhnya tanpa kelemahan. Karena dengan aplikasi yang lengkap maka akan menjadi base terkuat dan terbesar yang tiada tandingannya. Namun yang menjadi pertanyaan, jika Allah telah menawarkan landasan tersebut kepada umat Islam, apakah kita masih enggan menerimanya? Apakah kita masih nyaman tinggal di rumah tak layak huni yang diambang kehancuran? Apakah kita sudah sampai?
Inilah saatnya kembali ke Islam dan membuat aturan hidup. Penerapan Islam yang sempurna harus dilaksanakan oleh negara, sehingga kenikmatan mengamalkan Islam dapat dinikmati oleh semua pihak, termasuk perempuan juga akan dihormati dan dilindungi. (obor)