Kisah Anjing Yang Setia – Seekor anjing bernama Capitan akhirnya mati setelah 11 tahun hidup dan tinggal di kuburan pemiliknya. Anjing Alsatian berkulit hitam itu baru berusia empat tahun ketika pemiliknya Miguel Guzman, yang membawakan Capitan sebagai hadiah untuk putranya, meninggal pada tahun 2006 di Villa Carlos Paz, dekat kota kedua Argentina, Cordoba. Beberapa hari setelah Guzman dimakamkan, Capitan menghilang. Keluarga Guzman yakin anjing tersebut telah menemukan rumah baru atau mati di suatu tempat.
Tanpa makan dan minum, anjing ini tetap berada di samping kuburan pemiliknya. Mungkin dia mengira majikannya hanya tidur. Anjing setia bernama Tommy ini milik pemiliknya Bhaskar Sri, seorang migran yang meninggal karena kecelakaan mobil. Hati Tommy sungguh hancur, ia terus menangis di makam tuannya tanpa makan dan minum selama 15 hari. Untungnya, seorang pria bernama Dawn Williams, yang juga anggota organisasi penyelamat hewan Blue Cross of India, menyadari keanehan ini. Pertama kali dia melihat Tommy di samping gundukan tanah, dia mengira itu biasa saja, namun ketika dia kembali 2 minggu kemudian, dia masih melihat Tommy di sana, dan tubuhnya terlihat lebih kurus. Fajar dan teman-temannya dari organisasi Blue Cross terpaksa membawa Tommy ke rumah keluarga almarhum. Sesampainya di sana, Ibu Bhaskar keluar rumah dan melihat betapa bahagianya dia bisa melihat anjing kesayangan putranya lagi. Begitu pula dengan Tommy, ia terus menjilati kaki ibunya tanpa henti.
Kisah Anjing Yang Setia
Tipe husky ini menangis saat berada di nisan tuannya. Wiley adalah salah satu dari banyak serigala yang disewa untuk membantu para veteran kembali dari perang. Harapannya, para veteran yang ditemani anjing-anjing tersebut bisa pulih dari gangguan stres pasca trauma.
Kata Kata Kutipan Keren Seputar Anjing, Hewan Setia Dan Penurut
Program yang dilaksanakan oleh LARC telah berdampak pada kehidupan kakek-nenek veteran bernama Gladys dan Wiley. Mereka menjadi teman setia. Sayangnya, kematian merenggut Gladys dan memisahkan mereka.
Wiley, yang tidak menyangka majikannya akan pergi dengan cepat, merasa sangat terluka. Bahkan, Wiley setia mendatangi majikannya saat ia merasa kesepian. Dalam salah satu video, anjing tersebut bahkan terlihat menangis di makam tuannya. Keluarga sang nenek justru berusaha menenangkan Wiley. Tapi Wiley masih kesal.
Berbicara tentang persahabatan antara anjing dan pemiliknya, sebuah kisah mengharukan datang dari seekor anjing bernama Zozo. Seperti dilansir viral4real.com, Zozo adalah seekor anjing yang diselamatkan dan dirawat oleh Ismail dari Turki.
Namun sayang, Ismail meninggal beberapa tahun setelah dirawat oleh Ismail. Setelah Ismail meninggal, Zozo selalu keluar rumah setiap pagi dan kembali sekitar jam 10 pagi. Anjing itu tergeletak di atas kuburan Ismail.
Kisah Anjing Yang Setia Tunggui Makam Mendiang Pemiliknya
Leao adalah seekor anjing yang tidak mau meninggalkan makam tuannya, Cristina Maria Cesario Santana. Majikannya meninggal karena tertimbun tanah longsor pada awal tahun 2011. Setelah Maria dikuburkan, Leao masih terbaring di samping lubang lumpur.
Kisah Hachiko si anjing yang setia menunggu pemiliknya meski tiada juga terjadi di Banjar Bonyuh, Desa Petak, Gianyar, Bali. Seekor anjing berambut putih bernama Sari.
Hewan berkaki empat itu setia menunggu di makam pemiliknya, seorang nenek bernama I Gusti Ayu Dapet, yang tak rela meninggalkan tempat itu.
I Gusti Ngurah Dirgayasa, salah satu kerabat nenek saya, pertama kali mengatakan Sari hanya duduk saja.
Kisah Anjing Hachiko Pintar Dan Setia, Bagaimana Cara Melatihnya?
Dia datang setiap pagi dan pergi hanya pada malam hari. Hal ini memaksa kerabat sang nenek untuk membawa makanan ke kuburan tempat Sari menunggu majikannya.
Rasa kehilangan tidak hanya dirasakan oleh manusia, namun juga oleh hewan. Itulah yang dirasakan Cesur, seekor anjing kecil di Türkiye.
Césur baru saja mengalami kehilangan yang mendalam. Dia kehilangan majikan yang dianggapnya sebagai teman, Mehmet Ilhan. Mehmet telah merawat Cesur selama sekitar dua tahun. Kini anjing kecil itu tinggal bersama Ali. Lima hari kemudian, Cesur mengunjungi makam temannya. Ia harus berjalan jauh dari rumah Ali menuju kuburan.
Lao Pan, seorang pria Tionghoa berusia 68 tahun meninggal pada November 2011, satu-satunya anggota keluarga yang dimilikinya hanyalah seekor anjing yang selalu mengikutinya sepanjang hidupnya. Anjing yang kesal karena ditinggal oleh pemiliknya, memutuskan untuk tinggal di kuburan pemiliknya dan menolak meninggalkan kuburan selama 7 hari tanpa makanan. Kemudian seorang penduduk desa memperhatikan anjing itu dan mulai membawa makanan dan air ke kuburan. Bahkan, mereka berencana membangun kandang di dekat kuburan untuk anjing setia mereka. Berbeda dengan zaman sekarang dimana segala sesuatu bisa menjadi viral, dapatkah Anda bayangkan bagaimana sebuah cerita bisa menjadi viral di tahun 1930-an?! Saat itu, masyarakat Jepang dihebohkan dengan cerita mengharukan tentang seekor anjing bernama Hachiko. Mungkin Anda familiar dengan cerita ini karena pernah melihat film adaptasi Hollywood berjudul “Hachi: A Dog’s Tale”. Namun banyak juga yang belum mengetahui detail kisah nyata legendaris tentang kesetiaan dan persahabatan antara anjing dan manusia ini.
Dalmatian, Kenapa Disebut Anjing Setia?
Di Jepang sendiri, kisah anjing setia Hachiko bahkan dijadikan sebagai pelajaran moral yang masih diajarkan kepada siswa sekolah dasar. Patung Hachiko kini juga wajib dilihat di Stasiun Shibuya, tempat Hachiko dengan setia menunggu tuannya selama 10 tahun.
Kisah seekor anjing bernama Hachiko dikatakan sebagai salah satu contoh kesetiaan terbesar dalam sejarah. Selama 10 tahun, anjing ini selalu kembali dan menunggu pemiliknya di tempat yang sama
Dilansir dari situs Japan Daily, Hachiko merupakan anjing jenis Akita yang lahir pada tanggal 10 November 1923. Sebenarnya nama asli Hachiko adalah Hachi. Saat ia masih kecil, seorang profesor bernama Hidesaburo Ueno mengadopsinya dari pemilik pertamanya. Hachi kecil diperlakukan dengan baik oleh keluarga Ueno yang dikenal sebagai penyayang binatang. Profesor Ueno adalah dosen ilmu pertanian di Tokyo Imperial University. Setiap berangkat kerja, Hachiko mengantarkan sang profesor ke gerbang depan Stasiun Shibuya, dan setiap malam ia menunggu tuannya pulang di tempat yang sama.
Suatu hari dikabarkan sang profesor meninggal mendadak. Hachi terus menunggu temannya yang tak kunjung pulang. Hachi tidak mau makan selama tiga hari. Setelah ditinggalkan oleh tuannya, Hachi terus berganti majikan. Hachi hanya ada di rumah saat ia tinggal di rumah mantan tukang kebun keluarga Ueno yang dekat dengan Stasiun Shibuya. Selama 10 tahun setelah Profesor Ueno meninggal, Hachi terus menunggu di tempat yang sama seolah berharap profesor itu akan muncul secara tiba-tiba.
Anjing Setia Seperti Hachiko, Tunggu Majikan Yang Meninggal Bertahun Tahun
Kesetiaan Hachiko yang luar biasa pertama kali menarik perhatian seluruh Jepang ketika ia ditulis di surat kabar. Mereka yang datang ke stasiun terharu ketika mendengar cerita tersebut
Pada tahun 1932, kisah kesetiaan Hachi mendorong seorang aktivis hewan untuk menulis artikel tentang dirinya. Artikel tersebut dikirim dan diterbitkan di surat kabar Tokyo Asahi Shimbun dengan judul “Kisah Anjing Tua Tercinta”. Artikel ini adalah artikel pertama yang membuat kisah Hachi diketahui seluruh Jepang. Setelah itu, masyarakat berkumpul mengunjungi Hachi di Stasiun Shibuya karena tersentuh dengan kesetiaan Hachi. Mereka akan memberikan makanan dan snack kepada Hachi.
Setelah banyak orang mengetahui cerita di balik kedatangannya setiap malam, orang-orang mulai menyukai Hachi. Pengunjung stasiun mulai memanggilnya ‘Hachiko’, artinya Hachi tercinta. Saking terkenalnya kisah ini, Hachiko mendapatkan patungnya sendiri di Stasiun Shibuya pada tahun 1934. Peresmian patung tersebut juga dihadiri oleh Hachiko sendiri.
Hachiko terus menunggu tuannya selama 10 tahun hingga ia meninggal. Kisah kesetiaannya kini dijadikan pelajaran moral dan tetap menggugah siapa pun yang mendengarnya
Kisah Anjing Yang Dijanjikan Masuk Surga, Kesetiaannya Sungguh Luar Biasa!
Selama sepuluh tahun, Hachiko terus menunggu temannya kembali. Setelah 13 tahun, Hachiko ditemukan tewas di jalan dekat Jembatan Inari, dekat tempat dia biasa menunggu Profesor Ueno. Upacara perpisahan Hachiko di Stasiun Shibuya sendiri dihadiri banyak orang. Anjing yang setia itu dimakamkan di samping Profesor Ueno di Aoyama.
Kisah kesetiaan Hachiko di atas membuktikan bahwa hubungan antara manusia dan hewan bisa menjadi kuat. Kesetiaan bukan hanya bersifat manusiawi. Terkadang hewan lebih mengetahui arti kesetiaan dibandingkan manusia. Dengan cerita di atas semoga kita dapat mengambil hikmah berharga tentang arti kesetiaan. Bukan kesetiaan antar manusia, melainkan kesetiaan seekor anjing kepada tuannya yang melebihi kesetiaan anjing pada umumnya. Kisah nyata yang diangkat ke layar lebar ini menceritakan tentang kesetiaan seekor anjing Akita Inu jantan bernama Hachiko (ハチ公).
Profesor Wilson Parker (Richard Gere), yang menemukan seekor anjing kecil di Stasiun Kereta Bedridge, Wonsocked, AS, tempat ia biasa berangkat dan pulang kerja. Hachiko kemudian dirawat oleh keluarga Parker hingga ia dewasa. Suatu hari, ketika Parker hendak bekerja, Hachi tiba-tiba mengikutinya ke stasiun. Profesor itu terpaksa turun dari kereta untuk mengirim Hachico pulang.
Pada pukul 17:00, ketika Parker tiba-tiba kembali dari kerja, Hachi menunggu di depan stasiun, dan kemudian Parker membiarkan Hachico menjemputnya di stasiun.
Film Terbaik Tentang Persahabatan Anjing Dan Manusia
Hingga suatu hari Hachiko tidak menemukan tuannya yang tiba di stasiun 17.00. Parker Wilson rupanya meninggal karena serangan jantung saat mengajar, sedangkan Hachiko sepertinya tidak pernah mengerti tentang kematian Parker. Hachi kemudian dibesarkan oleh putri Parker, Andy Wilson (Sarah Roemer).
Hachiko beberapa kali kabur dari rumah Andy untuk pergi ke stasiun, berharap bisa menemukan tuannya lagi. Andy selalu menjemput Hachiko di stasiun hingga akhirnya Andy meninggalkan Hachiko. Hachiko tinggal di stasiun dan pada pukul 17.00 dia akan duduk di bundaran depan stasiun dan menunggu tuannya tiba.
Kesetiaan Hachiko bertahan hingga tahun kesepuluh setelah kematian Parker. Pada akhir musim dingin tahun kesepuluh, Hachiko meninggal di bundaran stasiun pada tengah malam.
Di Jepang, sebuah monumen berbentuk patung didirikan untuk mengenang kesetiaan Hachiko di depan Stasiun Shibuya. Gambar dibawah ini adalah gambar Hachiko saat masih hidup dan saat meninggal. Hachiko dihormati sebagai manusia, gambar yang beredar menunjukkan hal tersebut