Lirik Lagu Puncak Sai Indah

5 min read

Lirik Lagu Puncak Sai Indah – Pendeta JP Tamsar STh bermain gitar sambil menyanyikan lagu ciptaannya pada Kamis (25/12/2014) di Aula Konsistori GKPS Jambi. Setidaknya ada 33 judul lagu ciptaannya yang tidak direkam secara profesional. Sudah 13 tahun sejak Pdt. J. P. Tamsar Stan tidak lagi menciptakan lagu. Foto oleh Asenk Lee Saraghih.

Putaran. JP Tamsar STh, Pendeta Berjiwa Seni Simalungun, JAMBI-Di antara para pendeta Gereja Kristen Protestan (GKPS) Simalungun, nama Pdt Jadiman Purba Tamsar STh (Pdt. JP Tamsar) sudah tidak asing lagi. Selain aktif dalam ibadah, pendeta ini rupanya memiliki naluri seni yang kuat, khususnya pada lagu-lagu pop Simalungun. Namun sebagian besar masyarakat GKPS dan Simalungun di dunia belum begitu mengenal Pdt. JP Tamsar STh. Selain aktif menjadi pendeta di GKPS, ternyata Pdt JP Tamsar STh bahkan belum banyak dikenal sebagai seniman Simalungun yang mumpuni.

Lirik Lagu Puncak Sai Indah

Beberapa lagu impiannya sudah menjadi populer, terutama di kalangan suku Simalungun. Misalnya lagu berjudul “Langkah Kon Ma Inang”. Lagu ini diciptakan oleh Pdt JP Tamsar STh atas permintaan salah satu anggota keluarga bermarga Purba/br Saragih karena putrinya ingin menikah.

Musiclive Magazine #24b By Musiclive Magazine

“Lagu ini saya ciptakan atas permintaan keluarga marga Purba/Br Saragih ketika saya bertugas di GKPS Kampung Durian pada tanggal 16 Juli 1998. Saat itu, setiap warga Batak yang ingin mengawini putrinya selalu menyanyikan lagu Toba” Borhatma Dainang’ saat memberikan ulos kepada putrinya. Namun kini ada lagu Simalungun ‘Langkahkon Ma Inang’, kata Pendeta JP Tamsar STh saat wawancara khusus dengan penulis di GKPS Jambi, Kamis (25/12/2014) (Video Vokal Lakkahkon Ma Inang oleh Betty Br. Sinaga)

Menurut Pendeta JP Tamsar STh, lagu “Langkahkon Ma Inang” pertama kali direkam dalam bentuk kaset oleh Trio Ledis (Pop Simalungun) dibawah asuhan San Darmawan Saragih. Kemudian direkam ulang dalam VCD oleh penyanyi Betty Br Sinaga. Lagu “Langkahkon Ma Inang” kini menjadi lagu wajib di pesta pernikahan adat putrinya Boru Simalungun. Lagu ini juga dirilis di YouTube.

“Orang Simalungun kini punya lagu istimewa yakni ‘Langkahkon Ma Inang’ saat orang tua mempelai wanita memberikan Bulang dan Hiou (ulos-red) kepada mempelai wanita. Jadi lagu ini menggantikan lagu Toba ‘Borhat Ma Dainang’. “Lagu ‘Langkahkon Ma Inang’ menjadi lagu wajib untuk perayaan pernikahan di Simalungun,” ujar ayah tiga putra dan satu putri ini.

Namun karena kepopuleran lagu “Langkahkon Ma Inang” rupanya Pendeta JP Tamsar STh belum menerima apapun termasuk royalti. Bahkan, satu-satunya sapaan yang diterimanya saat lagu itu diminta oleh seorang produser di Medan adalah “Kan Malas Uhur Mu Pa, Boi Ham slavni Alani Lagu Ai Irekam” dan Ayahnya menjadi tenar-Red). “Tanggapan ini membuat saya merasa putus asa,” kata Rev. J. P. Tamsar Sth yang hidup sederhana.

Chord Kunci Gitar Dan Lirik Lagu Ditakko Ho Ma Rohakki

Dengan populernya “Langkahkon Ma Inang” sebagai lagu perayaan pernikahan adat Simalungun, ternyata banyak orang yang belum mengetahui siapa pencipta lagu tersebut. Faktanya, lagu tersebut sudah ada di YouTube tanpa mencantumkan kredit penulisnya.

“Saya tidak mendapat uang sepeser pun dari lagu ‘Langkahkon Ma Inang’. Namun saya bersyukur lagu ‘Langkahkon Ma Inang’ menjadi lagu wajib di pesta pernikahan adat Simalungun. Jadi tidak selalu lagu Tapanuli’ Borhat Ma Dainang’ lagi”.

“Saya menulis lagu ‘Langkahkon Ma Inang’ dalam satu hari. Aku selalu menciptakan lagu dalam keheningan malam. Biasanya pada pukul 00:00 WIB barulah saya merenung dan mulai menulis puisi satu demi satu. Lalu aku membayangkan dan teringat akan orang tua yang ingin menikahkan putrinya yang sudah lama hidup bersama. Begitulah pembuatan lagu “Langkahkon Ma Inang,” kata Pendeta J. P.Tamsar.

Tak hanya lagu “Langkahkon Ma Inang” saja yang sudah tidak asing lagi di telinga para penggemar lagu Simalungun. Salah satu lagunya adalah “Ulang Mintor Holsohan” hasil Lomba Cipta Lagu Daerah Simalungun bersama Panitia HIMAPSI pada tahun 1980.

Logo Cai Cinta Alam Indonesia

Lagu Ulang Mintor Hosohan direkam dalam bentuk kaset oleh Trio Mora (Edi Purba, Edi Haloho, Purba) bersama Pdoduser St Monang Saragih (Bandung) pada tahun 1986. Lagu ini juga sangat akrab di telinga masyarakat Simalungun pecinta lagu Simalungun.

Bahkan dalam lagu “Ulang Mintor Hosohan” Pdt JP Tamsar STh tidak mendapatkan hasil karyanya. Ironisnya, karya seniman asal Simalungun yang juga pendeta GKPS ini tidak diapresiasi oleh sukunya sendiri.

Tidak peduli royaltinya, tidak ada uang untuk berterima kasih atas lagu yang Anda buat. Lagu ‘Ulang Mintor Hosohan’ wajib dinyanyikan saat lomba duet Pesta Jubilee GKPS Se Resort Jambi tahun 2012. Video duet lagu ‘Ulang Mintor Holsohan’ banyak diunggah di media sosial YouTube.

Lagu “Ulang Mintor Hosohan” juga berhasil meraih juara kedua dalam Lomba Cipta Lagu Simalungun yang diselenggarakan oleh Himapsi Siantar pada tahun 1980 dengan Piala Menteri Cosmas Batubara. Saya tidak dapat menemukan apa pun tentang lagu ini. “Saya tidak menuntut, tapi saya hanya meminta apresiasi atas karya kreatif saya,” kata Pendeta JP Tamsar STh yang kini sudah tiga tahun menjabat sebagai Pendeta GKPS Resort Jambi.

Lirik Lagu Bali Astungkara Ada Jalan

Yang Mulia JP Tamsar STh mencapai hasil gemilang dalam pembuatan lagu. Lagu berjudul “Ingat Ma Amang” berhasil meraih Juara I Sumatera Utara ketika mengikuti lomba cipta lagu daerah yang diselenggarakan oleh stasiun TVRI Sumatera Utara, Medan pada tahun 1989.

“Lagu ini saya ciptakan saat bertugas di GKPS Brand Raya, Simalungun. Lagu ini saya buat pada tanggal 23 Mei 1989. Awalnya lagu ini saya ikuti dalam lomba penciptaan lagu daerah se-Sumatera Utara. Seleksi pertama dari 154 lagu, lagu saya masuk 25 besar dan kemudian 10 besar. “Kemudian dinyanyikan dan diaransemen oleh musisi dan akhirnya meraih juara pertama se-Sumut,” ujarnya.

Namun lagu “Ingat Ma Amang” gagal mewakili Sumut secara nasional karena surat pemberitahuan juara 1 Sumut belum diterima oleh Pendeta JP Tamsar STh saat itu.

“Saat itu Sinode GKPS Bologna sedang berada di Bogor. Saat istirahat makan siang, aku sedang membaca koran Kompas, tiba-tiba ada berita tentang hasil Lomba Cipta Lagu Tingkat Nasional di Jakarta. Saya baca beritanya, lagu yang saya tulis mewakili Sumut tidak dicantumkan. Saya langsung pingsan. Saat itu belum ada telepon genggam (HP). Jadi pemberitahuan pemenang juara 1 Sumut hanya dikirimkan melalui pos ke wisma. “Sampai di rumah saya lihat surat pemberitahuannya sudah ada, lalu saya kecewa banget,” ujarnya.

Diduga Asal Jadi Proyek Pembangunan Peningkatan Di Rawa Jitu Mesuji Tulang Bawang Unit Ll Kabupaten Mesuji Sumber Dana Loan Adb /aif No.3259/8327 Ino

Pendeta JP Tamsar STh juga awalnya ragu jika lagunya akan meraih juara pertama, biasanya pemenangnya adalah Tapanuli dan Karo.

“Saat saya ke TVRI Medan, TVRI Medan bertanya mengapa saya tidak mengikuti kompetisi tingkat nasional di Jakarta. Alasannya saya jelaskan karena Sinode Bologna. “Jadi saya mendapat hadiah pertama Sumut berupa Televisi, Tabanas Rp 800 ribu, piala dan hadiah lainnya,” ujarnya.

JP Tamsar mengatakan, lagu tersebut belum direkam. Lagu “Ingat Ma Amang” yang berhasil meraih Juara I Sumatera Utara pada saat mengikuti lomba cipta lagu daerah yang diadakan oleh stasiun televisi TVRI Sumatera Utara, Medan pada tahun 1989, hingga saat ini belum pernah direkam.

“Saat ini saya khawatir dengan para pembuat lagu Simalungun saat ini. Banyak lirik lagu yang menggunakan bahasa pasar, bukan bahasa artistik. Hal inilah yang merendahkan martabat lagu Simalungun di mata suku sendiri dan orang lain. “Dalam membuat lagu, saya selalu menggunakan bahasa seni yaitu bahasa Simalungun yang artinya dalam,” kata suami L br Saragih ini.

Pdf) Nilai Nilai Filosofis Tradisi Begawi Cakak Pepadun Lampung

Saat ini setidaknya ada 33 judul lagu ciptaan Pdt JP Tamsar STh yang belum didaftarkan. Dari 33 judul tersebut, terdapat lagu Rohani Simalugun, Pop Indonesia, dan Pop Simalugun.

“Kumpulan lagu yang saya buat selalu sedih atau sentimental. Karena ketika saya menulis lagu, saya selalu tenggelam dalam perasaan “sedih”. Selain itu, karena saya juga seorang hamba, mau tidak mau saya memperkenalkan unsur pengarahan untuk Kemuliaan Tuhan dalam lirik lagunya. Untuk lagu-lagu dengan irama upbeat, jumlahnya sangat sedikit. “Mungkin hanya ada satu atau dua,” katanya.

Pendeta JP Tamsar STh dalam penulisan lagu nampaknya hanyalah seorang otodidak yang memiliki naluri seni tinggi. Saat membuat lagu, sebaiknya gunakan gitar saja untuk membuat nada berirama. Namun lirik dan syair lagu yang dihasilkan benar-benar emosional dan memiliki nilai seni yang tinggi.

“Saya juga berharap para pencipta lagu Simalungun terus menjaga kualitas dan jati diri bahasa Simalungun. Seharusnya bahasa seni Simalungun tetap dipertahankan dalam lagu-lagu Simalungun. Jadi lagu Simalungun bukan lagu ‘warisan’ tapi berkualitas”, dia dikatakan.

Fujiyama Dalam Kenangan: Banyak Yang Berhasil, Tidak Sedikit Yang Gagal Halaman 1

“Saya salut dan angkat tangan kepada seniman ulung Simalungun Taralamsyah Saragih. Lagu-lagunya masih abadi dan bahasa seni Simalungu-nya sangat mendalam. “Kami berharap para musisi Simalungun, khususnya generasi muda, dapat menjaga bahasa seni Simalungun,” ujarnya.

Saat memperlihatkan lirik lagu yang telah ditulisnya kepada penulisnya pada Kamis (25/12/2014) di Aula Konsistori GKPS Jambi, Pdt JP Tamsar STh menyadari bahwa dirinya sudah 13 tahun tidak menciptakan lagu.

“Sudah 13 tahun saya menulis lagu, khususnya lagu Simalungun. Keinginan saya untuk menciptakan lagu ini pupus karena imbas dari kurangnya perhatian dari para produser dan pengusaha hiburan Simalungun. “Saya kecewa dengan produser yang berkeliling merekam lagu saya, tapi saya tidak mendapat apa-apa, bahkan sebatang rokok pun,” kenangnya.

Pendeta JP Tamsar STh berharap agar lagu-lagu ciptaannya dapat direkam dengan baik dan profesional. Namun saat ini ia masih menunggu tawaran dari produser pecinta lagu Simalungun.

Lagu Sang Bumi Ruwai Jurai Aksara Dalam Bahasa Lampung Nya Apa Dalam Teks Lagu​

“Saya berharap ada produser yang bisa merekam lagu saya secara profesional. Saya juga berharap penyanyi yang menyanyikan lagu saya akan menyebut pencipta lagu saya. Karena hak cipta dilindungi undang-undang, saya harap artis bisa dihormati,” kata Pdt. JP Tamsar SH yang juga piawai dalam menyanyi.

Kini setidaknya ada 33 judul lagu yang masih direkam oleh Pendeta J.P. Tamsar yang tidak tercatat secara profesional. Lagu-lagunya antara lain ‘Ijado Ham Sonari, Sedo Nalupa Au Bamu, Sayang Dimana Kamu Sekarang, Naha Uhurmu Bakku, Diri Ini Hanya Milikmu, Tading Ilobei, Dipimpin Yesus, Dosa Warisan, Kemuliaan Haleluya, Semoga Engkau Terlahir di Hatiku,