Lirik Sapu Tangan Biru

2 min read

Lirik Sapu Tangan Biru – Saputangan (bukan saputangan) adalah kain berbentuk persegi yang biasa digunakan sebagai alat kebersihan diri. Barang-barang tersebut sering digunakan untuk membersihkan kotoran, menyeka keringat atau mengeringkan tangan yang basah. Terkadang juga digunakan untuk menyeka lendir atau dalam beberapa kasus dapat digunakan sebagai masker.

Koreksi saya jika saya salah, tapi saya ragu banyak orang yang menggunakan barang ini saat ini. Menurutku hanya orang bersih yang terlihat mulus dan penuh gairah

Lirik Sapu Tangan Biru

Dengan saputangan yang dimasukkan ke dalam saku celana atau kemejanya. Apalagi penggunaan kertas tisu sudah menjadi hal yang lumrah dan mendominasi kehidupan sehari-hari masyarakat saat ini. Nasib tisu basah serupa dengan popok kain yang kini popularitasnya sudah meredup dan tergantikan oleh produk lain.

Lirik Lagu Biar Menjadi Kenangan

Seperti popok dan kertas tisu. Sifat tisu sekali pakai yang langsung dibuang menjadikannya dinilai lebih praktis dan higienis dibandingkan saputangan yang dimasukkan kembali ke saku setelah digunakan. Faktanya, dari sudut pandang lingkungan, saputangan sedikit lebih ramah lingkungan *um… Saya tidak akan membahasnya lebih jauh*.

Selain lebih ramah lingkungan, ada hal lain dari saputangan yang tidak bisa ditandingi dan digantikan dengan tisu, yaitu nilai romantisnya. Buktinya banyak lagu, puisi, atau kisah cinta di seluruh planet bumi yang menjadikan sapu tangan sebagai tema utamanya. tidak percaya? Silakan google. Di sisi lain, rasanya mustahil ada lagu cinta bertema kertas tisu. Kalaupun ada, liriknya terkesan aneh *wkwkwk*.

Berbicara tentang melodi romantis bertema saputangan, rasanya berlebihan jika tidak menyebut karya klasik karya komposer legendaris Indonesia, Ismail Marzuki, berjudul Saputangan Dari Bandung Selatan.

Lagu tersebut bercerita tentang seorang wanita yang ingin membebaskan kekasihnya dan berangkat ke medan perang untuk berjuang membebaskan negaranya dari cengkeraman kolonialisme. Puisi perpisahan yang sangat menyentuh, romantis dan patriotik. Versi instrumental karya maestro dan legenda biola Indonesia, Idris Sardi, adalah yang pertama kali saya dengar (saat saya masih kecil) dan yang paling mengesankan sejauh ini.

Slank Tutup Musik Soundrenaline

Namun kisah cinta bertema saputangan yang baru-baru ini menarik perhatian saya dan juga menjadi latar belakang penulisan artikel ini berasal dari lagu asal Jepang berjudul Momen no hankachifu (木綿のハンカチーー) a.k.a.

Pertama kali saya mendengar lagu ini adalah dari band Ikimono Gakari lebih dari satu dekade lalu. Lagu upbeat dengan melodi upbeat ini ditampilkan di single Hanabi yang dirilis pada tahun 2006 sebagai B-side. Saat itu saya mengira lagu mereka asli. Baru beberapa tahun kemudian saya mengetahui bahwa itu adalah lagu daur ulang. Versi aslinya dinyanyikan oleh Ohta Hiromi pada tahun 1975. Dan seperti versi Ikimono Gakari, aransemen aslinya juga bernuansa upbeat dengan sentuhan musik pop-folk tahun 60an/70an.

L Ada cerita yang sangat menyedihkan. Temanya agak mirip dengan lagu Pak Ismail Marzuki yang pernah kita bahas sebelumnya, yaitu tentang hubungan dua kekasih yang dipisahkan oleh jarak alias LDR.

). Bedanya pada lagu ini, alasan pria tersebut meninggalkan kekasihnya jauh dari kampung halaman adalah karena sulitnya melanjutkan karir di kota besar. Liriknya sendiri berupa percakapan antar sepasang kekasih. Di awal cerita, pria tersebut berjanji kepada pacarnya bahwa suatu hari nanti dia akan membawakannya cincin permata sebagai hadiah. Namun seiring berjalannya waktu, akibat terpengaruh glamornya kehidupan kota besar, lama kelamaan sang pria pun melupakan sang kekasih. Dialog keduanya sedikit menyedihkan dan menyayat hati (terutama ucapan sang wanita) di bait terakhir.

Lirik Lagu Setinggi Bintang

Sebagai penggemar budaya pop Jepang masa kini (yang bukan level otaku, lebih tepatnya wibu) sejujurnya saya kurang paham bahasanya. Makanya, ketika saya menikmati musik negeri Datuk Sugiono, saya menikmati komposisi lagu-lagu itu. Namun terkadang jika penasaran, saya hanya perlu mengetahui arti dari lirik lagu tersebut, apalagi jika lagu tersebut dekat dengan hati dan saya sangat menyukainya.

Di sinilah saya mendengar versi Hashimoto Ai yang dia bawakan di THE FIRST TAKE. Di sini susunannya sangat berbeda dengan versi yang pernah saya dengar sebelumnya. Dan yang sangat menyentuh hati adalah cara Hashimoto menyanyikan lagu tersebut. Awalnya karena saya sedang bekerja, saya mendengarkannya tanpa menonton videonya. Namun di akhir lagu, suaranya bergetar seperti menahan air mata, aku pun menggelengkan kepala mendengarkannya. Oleh karena itu, saya spontan menonton video tersebut dengan memperhatikan liriknya (kebetulan tersedia versi terjemahan bahasa Inggris dengan mengaktifkan fitur tersebut.

Ini. Yang tadinya kukira lagu bahagia, kini jadi lagu yang kalau mendengarnya kita butuh saputangan untuk menyeka air mata yang mengalir di pipi kita*

Baru-baru ini saya mengetahui bahwa -memberi- saputangan adalah simbol perpisahan, terutama dalam budaya Timur Jauh (Tiongkok, Jepang, Korea, dan negara-negara sekutu lainnya). Nah, kebetulan atau justru karena filosofi itulah kedua lagu saputangan yang disebutkan dalam artikel ini menjadi kisah yang menyayat hati? Entahlah, mari kita tanya pada rumput dombret yang bersenandung.

Pengguna Google Pixel 8 Mengeluhkan Masalah Daya Baterai Buruk Dan Pemanasan Berlebih

Diagnosa Digigit Anjing

admin
5 min read

Koreng Anjing

admin
3 min read