Pembantaian Anjing – JAKARTA, KOMPAS.com – Salah satu pendiri Jakarta Animal Aid Network (JAAN), Karin mencurigai seekor anjing di tempat penampungan ilegal di Semanggi, Jakarta, dicuri.
Karin, Jumat, mengatakan, “Beda di sini (Semanggi). Saya agak ragu kalau orang Semanggi juga mengambilnya dari Jakarta. Jadi mereka membawanya keluar jalan dan ada yang dicuri (7/2019).
Pembantaian Anjing
Anjing curian yang dikumpulkan di tempat penampungan tidak dibunuh atau disembelih di sana. Anjing-anjing tersebut dijual ke sejumlah rumah potong hewan dan restoran.
Indonesia Diimbau Larang Penjualan Daging Anjing
Karin mengaku tidak mengetahui berapa jumlah anjing yang ada di acara kumpul dekat Plaza Semanggi itu. Namun, dia yakin tempat tersebut telah menjadi tempat perlindungan anjing ilegal selama bertahun-tahun.
Sebelumnya media sempat memberitakan adanya peternak anjing ilegal di kawasan Samanggi dekat pintu keluar belakang Plasa Samanggi.
Dalam video tersebut, terlihat beberapa anjing berada di sebuah ruangan dengan jendela besi yang terkunci. Video ini diambil oleh warga lokal yang lahir di daerah tersebut.
Saat mereka turun untuk memeriksa kondisi anjing tersebut, mereka melihat banyak orang mendekatinya dan mengusirnya.
Diduga Berawal Dari Sakit Hati, Sebelas Anjing Peliharaan Dibantai
Dapatkan berita terkini dan update pilihan harian dari Kompas.com. Gabung di grup Telegram “Update Berita Kompas.com”, klik link https://t.me/kompascomupdate lalu gabung. Pertama, Anda perlu menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.
Berita Terkait 5 Kisah Anjing Setia: “Menangis” di Peti Mati dan Dikorbankan Demi Kesejahteraan Majikan Domba yang Tinggal di Probolingo Diserang Anjing Liar yang Dikorbankan Demi Kebaikan Keluarga Majikan Anjingnya Mati dari digigit. Ular: Tempat berlindung anjing di belakang Plaza Semanggi untuk dikonsumsi
Jixi menemukan informasi yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan informasi ini disediakan sebagai informasi pilihan yang berkaitan dengan minat Anda.
Warga yang bersaksi pada detik-detik ledakan di Satyabudi mengatakan, korban terbentur dan memecahkan benda. Bom yang mencurigakan. Baca 12156 kali
Sindografis: 10 Ras Anjing Termahal Di Dunia, Ada Yang Tembus 198 Juta!
Warga Satyabudi menduga ledakan itu disebabkan oleh ledakan, Kecamatan: Baunya seperti senjata, tapi tidak yakin Dibaca 4.667 kali.
Saat Anda memerlukan bantuan atau saat aktivitas tidak biasa terdeteksi di akun Anda, data Anda digunakan untuk memverifikasi akun Anda. Video kontroversial pembunuhan anjing di pasar Tomohon, Sulawesi Utara, berbuntut panjang. Aktivis hewan dan lingkungan hidup menyerukan kepada pemerintah untuk menutup Pasar Hewan Tomohun untuk mengakhiri praktik “kejam dan biadab” terhadap hewan. Pasar ini masih tercatat sebagai destinasi wisata budaya di Sulawesi Utara.
Sebuah video yang diambil oleh aktivis hak-hak binatang menunjukkan para pedagang memukul anjing dengan benda tumpul di depan pembeli, termasuk anak-anak. Hewan jahat sering kali dibakar saat masih hidup sebelum dipotong-potong dan dijual. “Ada perasaan bahwa para pedagang ingin memperlihatkan adegan pembunuhan anjing,” kata Lola Weber, direktur internasional dari Change for Animals Foundation (CAF).
Koalisi tiga organisasi perlindungan hewan dan masyarakat kemanusiaan internasional menyatakan bahwa pelarangan penjualan daging anjing tidak hanya bertujuan untuk melindungi hewan, tetapi juga mengurangi ancaman kesehatan dari risiko penularan rabies. Karena pemerintah Provinsi Sulawesi Utara tidak menanggapi permintaan kelompok pembela hak binatang tersebut, permintaan tersebut kini telah diserahkan ke pemerintah pusat di Jakarta.
Disnakeswan Ntb Bantah Ada Pembantaian Anjing Di Mandalika
Pasar Hewan Tomohon tidak hanya menjual daging anjing dan kucing, tetapi juga beberapa hewan langka dan terancam punah seperti monyet, kelelawar, ular piton, dan reptil lainnya. “Di sini kami memasok sekitar 3 ton daging dari berbagai daerah setiap hari,” kata Maxie Pitoy, pedagang Pasar Hewan Tomion kepada Manado Post.
Meski menuai kontroversi, keberadaan pasar hewan di Tomohon ada kaitannya dengan budaya kuliner masyarakat Minahasa yang gemar menyantap “daging aneh”. Beberapa hewan yang diperdagangkan juga berasal dari masyarakat dan didistribusikan oleh tiga distributor besar.
Namun kebiasaan ini dinilai bermasalah, apalagi jika menyangkut makan daging kelelawar. Semua spesies hewan nokturnal terdaftar sebagai terancam punah dan termasuk dalam Lampiran 1 dan 2 Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Terancam Punah (CITES). Jauh sebelum tren wisata halal dibatasi, banyak anjing yang disuntik mati di beberapa daerah karena spesies tersebut dibunuh. Hal ini dianggap sebagai simbol dari sesuatu yang dilarang.
Hal itu diungkapkan Surip usai salat magrib di Masjid Furqan (27/7), Inderalaya, Kabupaten Ugan Ilir, Sumsel. Beberapa potong Pompek dikumpulkan di piring untuk menyambung percakapan kami dengan Coco sebagai pelengkap.
Sadisnya Pembantaian Anjing Untuk Konsumsi Hingga Pencabutan Bulu Angsa
Robin, penjaga sekolah dasar yang ikut serta dalam percakapan itu, tampak tidak senang. Dia tidak menyukai rasa labu. Rabin, mantan kepala Masjid Al-Furqan, berkata: “Coconio sangat pedas. Surip sempat mencicipi sekitar satu atau dua pompek. Lohin juga sama. Saat itu masjid sedang kosong, hanya tersisa kami berempat dan satu orang yang tidak saya kenal.
Robin sudah memperkenalkan saya pada kebaktian malam di Katedral Furqan. Ini untuk berbicara dengan anggota gereja yang peduli terhadap anjing. “
Jadi biasanya saya awali pembicaraan dengan bertanya, “Pak, kenapa anjingnya banyak sekali? Kelelawarnya banyak ya?”
Surip, seperti yang lainnya, meledak marah dan mengungkapkan ketidaksenangannya. Dia berbicara lebih banyak dari orang lain. Menariknya, saat itu saya sudah ngobrol dengan Lohin dan Robin. Surip adalah pria asal Maranjat yang kini tinggal di Indralaya Utara. Tubuhnya lebih gemuk dari Lohin dan Robin, bahkan dia cenderung menyimpan. Surip ramah seperti Robin dan Lohin yang menyambut saya untuk ngobrol.
Terungkap, Sadisnya Pembantaian Anjing Untuk Kuliner Di Solo Raya
Sebagai pemilik wisma di Gang Lampung, ia mengaku ragu jika kamarnya ditempati. oleh orang Batak. Dia berkata: Lebih baik kosong. Surip menilai situasi antara Wong Kitu dan Basak ibarat minyak dan air. Apalagi jika menyangkut masalah anjing. Dia berulang kali menekankan bahwa anjing itu najis bagi saya. Surip menjelaskan, banyak anak-anak yang ketakutan dengan kehadiran anjing yang berkeliaran di sekitar lokasi. Bahkan saat melihat seekor anjing, ia dan anak-anaknya terkadang ragu untuk berjalan.
Yang meresahkannya adalah teriakan nyaring umat Kristiani yang beribadah di sekitar Gang Lampung. Tanpa speaker pun, kumpulan suara dari sekelompok suara sudah cukup menimbulkan suara nyaring yang mengganggu telinga. “Orang-orang tidak jujur ketika menyanyikan lagu-lagu barat,” katanya.
Dalam perbincangan dengan ketiga orang tersebut, sering muncul istilah “Wong Kitu” untuk menyebut “kelompok Islam” dan membedakannya dengan kelompok lain. Suatu ketika ada isu salah satu warga mencurigai Islam karena memelihara anjing. “Bukannya kamu tidak,” kata Robin, “kami tidak tahu agamamu. Setelah beberapa menit bergosip, Robin pamit. Dan tinggalkan kami.”
Tinggal Surip dan Lohin. Percakapan berlanjut. Konon dulunya adalah anjing pengangkut yang berburu hewan liar untuk diambil daging lapu. Anjing secara alami mendatangi manusia. Kemudian anjing “Hub” ditangkap. Kini orang tersebut tidak akan kembali ke Gang Lampung. Hal inilah yang menyebabkan jumlah anjing bertambah tak terkendali.
Sebelas Anjing Ras K9 Ikut Terlibat Dalam Pengamanan Tasyakuran Kaesang Dan Erina
Surip tidak mengetahui siapa yang meracuni anjing tersebut, namun ia akan sangat bersyukur jika anjing tersebut mati. Namun, ia mengaku tak tahan jika tangannya kotor. Dia berkata: “Tidak peduli seberapa besar kita membenci anjing, kita tetap tidak tahan dengan mereka dan mereka adalah hewan milik Tuhan. Dia berhenti sejenak, lalu melanjutkan. “Yang jelas orang yang meracuninya pasti orang yang bengis,” ujarnya.
Tiba-tiba terjadi keheningan sejenak. Saya tetap diam. Lohin juga sama. Wajahnya menegang. Dahinya berkerut, sejajar dengan matanya yang sipit. Namun, tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya. Suaranya seperti ditelan.
Lohin adalah pelaku utama pemukulan anak anjing yang disebutkan Lawrence pada Mei 2018. Sementara itu, seperti yang diungkapkan Robin, Luhin juga merupakan karakter yang menyebarkan racun di sekitar Gang Lampung. Tubuhnya lemah, kerutan terlihat jelas di wajahnya. Dia sering terlihat di masjid-masjid. Pertama kali dia bertemu saya, dia sedang dalam perjalanan ke masjid untuk salat magrib.
Aku menunggu di atap rumah Lohin menjelang matahari terbenam. Rumah itu dicat hijau. Halamannya lebih luas dibandingkan rumah lainnya. Di depannya terdapat warung kelontong bernama Tuku Jagit. Toko tersebut milik putra pertamanya yang kini bekerja di luar kota. Luhin adalah orang pertama yang menduduki Gang Lampung. Ia menetap di Indralaya sejak tahun 1985. Lohin berasal dari Bangkulu. Namun, pekerjaannya membuatnya harus dirawat di rumah sakit.
Selebriti Dunia Minta Jokowi Hentikan Pembantaian Anjing
Saat masih kecil, ia mengaku pernah mengejar sekelompok siswa Basak dengan membawa pisau di tangannya. Lohin mengembara dan menginjak-injak apa yang dilihatnya. Basak lari ketakutan. “Maaf, maaf tuan” bila menyangkut masa kejayaannya. Ia sangat kesal dengan kelakuan anjing yang selalu memakan ayam. Bahkan anjing-anjing di sekitar Gang Lampung menggigit anak bungsunya pada tahun 1994.
Dalam kasus tersebut, Lohin tak sungkan sama sekali saat mengaku masih menyimpan racun anjing di rumahnya. Racun didapat dari hewan. Menurut dia, jenis racun tersebut tidak untuk dijual. Lohin biasanya meracuni anjingnya ketika pemiliknya tidak menyadarinya. Selain karena mengganggu, alasan lainnya adalah “anjing adalah binatang yang najis”. Ia mengaku melihat dua ekor anjing masuk ke kamar mandi masjid. Bahkan anjing kecil pun memasuki gereja.
Ia awalnya membantah Lauren menyebut insiden pemukulan anjing tersebut. Namun selang beberapa waktu, Lohin mengaku kembali teringat kejadian tersebut. Bedanya ada pada cerita Lohin, dia hanya menendang sedikit anjing itu dengan sepatunya. Bahkan, dia sempat marah pada Lauren yang menurutnya bicaranya buruk.
Suatu masa terjadi krisis umat Kristiani di sekitar Gang Lampung. Sebab, ada dugaan akan dibangun gereja di dekat tempat tinggalnya. Lohin kemudian dengan cepat menanggapinya dengan permintaan untuk dibuatkan masjid. Saat ini, tempat ibadah tersebut bernama Masjid Al-Furqan. Menurut Lohin, warga masjidlah yang selalu membantunya menyelesaikan masalah anjing tersebut.
Anjing Liar Di Bali Diracun Dan Dibantai Demi Apec?
Konon salah satu keponakannya tinggal di tempat Lohin. Keponakannya juga sering membantunya meracuni anjingnya. Saat dia kesal mendengar keluarganya bernyanyi, dia dibuang