Tongam Sirait Gara – Simalungun – Musisi Batak kenamaan kawasan Danau Toba, Tongam Sirit bersama istrinya Serewina Inda Pasaribu menggelar acara adat Batak Toba pada Jumat, 12 Agustus 2022.
Sejumlah tamu dan tamu yang menghadiri acara adat tersebut terlihat memposting foto-foto selama berada di tempat tersebut di Facebook, termasuk foto bersama sang musisi.
Tongam Sirait Gara
Tongam tampak cantik dengan pakaian adat Batak Toba, menurut istrinya Serevina Indah Pasaribu. Keduanya tampak sangat serasi mengenakan pakaian adat seperti ulo.
Lirik Lagu Batak: Gara
Annette Horshman atau akrab disapa Boru Jerman yang kini tinggal dan menetap di Tuktuk, Samosir, juga memposting foto bersama Tongam dan istrinya.
“Horas jala gabe. Sahat tu saur matua (Horas, asal punya anak dan cucu) Ito Tongam Sirait dan Serevina Pasaribu,” tulis Annette, perempuan yang aktif di dunia pariwisata, menikah dengan keluarga Silalah, dikutip di Facebook Tongam Sirait. . tembok, Jumat 12 Agustus 2022
Sejak tahun 1997, ia berkarir di dunia musik. Ia pernah berkolaborasi dengan musisi Indonesia Vicky Sianipar dan musisi Australia Herman Delago.
Pada tahun 2019, Tongam Sirait mengadakan konser bersama Herman Delago di provinsi Tyrol, Austria, membawakan lagu batiknya sendiri.
Mengenal Acara Adat Sulang Sulang Pahompu Yang Digelar Musisi Tongam Sirait
Thongam Sirait dan istrinya berpose dengan kartu undangan pada acara adat Sulang-sulang Pahompu di Parapat, Jumat, 12 Agustus 2022. (Foto: Facebook Annette Horschmann)
Sejumlah karya Thongam: Ingot Ma (1997), Sugari (1997), Nommensen (2003), Anakku (2003), Gara (2003), Danau Ari Toba (2012), Mauliat karya Vicky Sianiparov (2013).
Kemudian Beta Hita (2013), Taringot Ahu bersama Vicky Sianipar (2014), Modom Ma Ho Inang (2015), Dang Lupa Au Inang (2016), Ku Bisa Gila (2016), I Love My Lake (2016), Ho Dr. Hasian. (2016), Donna (2016), Rasa Cinta (2016) dll.
Laporan makalah penelitian Ayu Andari Nainggolan, Jackman Sinulingga dan Asriati R Purba dari USU Medan menyebutkan bahwa makna upacara Sulang-sulang Pahompu adalah untuk mengukuhkan upacara pernikahan adat suku Batak Toba.
Mekkel Nama Au
Dijelaskannya, berbeda dengan upacara adat pernikahan, upacara Sulang-sulang Pahompu biasanya dilakukan setelah kelahiran seorang anak. Sudah menikah secara agama.
Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi lahirnya adat Sulang-sulang Pahompu, khususnya faktor ekonomi oleh Hasuhuton Paranak yang sudah mampu sepenuhnya melaksanakan adat tersebut.
Faktor kurangnya persetujuan orang tua disebabkan karena latar belakang keluarga setiap pria dan wanita berbeda.
Marhusip merupakan awal mula upacara Sulang-tosulang Pahompu. Reuni keluarga Suhut Paranak (pihak laki-laki) dan Suhut Parboru (pihak perempuan).
Kisah Tongam Sirait Ke Romania Bawa Uang Rp 15 Ribu
Marhusip ini sendiri membahas tentang pertanyaan “mangarar adat na gok” (adat lengkap) yang ingin ditanyakan Suhut Paranak kepada Parboru.
Diskusikan misalnya lokasi dan tanggal acara. Paranak akan membawa makanan berupa “bushi” (daging) untuk dimasak dan dihidangkan kepada parboru untuk disantap bersama.
Pasahat Sittungon akan menyerahkan sinamot (harga atau uang) dari dompet kepada parboru yang belum pernah menikah sebelumnya.
Dengke Simudur-udur biasanya merupakan ikan mas yang jumlahnya ganjil. Acara ini selalu diadakan di rumah para anak.
Download Tongam Sirait Lagu On Joox App
Unsur dalihan na tolu seperti hula-hula, boru dan dongan tubu dari paranak dan parboru hadir di sini.
Acara ini bertujuan untuk merencanakan pelaksanaan tradisi Sulang-sulang Pahompu. Hal ini dilakukan pada pagi atau sore hari baik di permukiman Paranak maupun Parboru.
Acara ini diselenggarakan sebagai wujud ketaatan kepada Tuhan sebagai umat beragama. Acara adat pernikahan ini berbeda dengan upacara adat Sulang-sulang Pahompu.
Pernikahan biasanya diwajibkan ke gereja, namun dalam upacara adat Sulang-sulang Pahompu tidak diwajibkan, hanya di rumah paranak atau parboru.
Jakarta |tongam Sirait Feat Viky Sianipar
Panggung untuk menerima tamu dari Paranak dan Parboru. Sesuai penataan tempat acara Pahompu Sulang-Tos, para tamu akan disambut oleh pihak Sukhuti atau pembawa acara.
Turut serta dalam acara ini Suhut Paranak beserta rombongan dan Sukhut Parboru beserta rombongan serta tamu undangan lainnya seperti Dongan Sahuta dan lainnya.
Setelah acara Panomu-nomuon selesai, Suhut Paranak memberikan piring (piring panungkunan) berisi boras pir (nasi), napuran tiar (daun sirih), ringgit sitio anak (uang) sesuai kesepakatan.
Arti dari boras sipir ni tondi sendiri adalah memberikan doa kepada Suhut Parboru Suhut Paranak dengan diiringi umpasa (orator).
Peserta dalam acara ini adalah Suhut Paranak beserta rombongan, Suhut Parboru beserta rombongan, serta tamu-tamu lainnya.
Maksud dari acara tersebut adalah untuk menyerahkan mahar atau sinamot paranak kepada parboru dengan maksud “manggar adat na gok” (membayar lunas adat).
Yang hadir dalam acara ini biasanya Suhut Paranak dan rombongan, Suhut Parboru dan rombongan, serta pihak gereja.
Acara ini selalu berlangsung di depan Rumah Sukhut Paranak. Besar kecilnya Sinamot biasanya ditentukan pada saat acara Pasahat Sittungon.
Uang ini diberikan oleh paranak kepada parboru dan uang tersebut akan diberikan melalui ulos atau (seka-seka) dan penerimanya akan mewakili parsinabung (raja adat) di parboru.
Posisi memberi Tint marangkup adalah Suhut Paranak menghadap Suhut Parboru. Suhut Parboru kemudian akan membawanya ke tulang-tulang pria itu.
Bay ulos namartohonan merupakan upacara adat yang dilaksanakan di depan osuarium, artinya pemberi ulos ini merupakan bagian dari paranaki parboru.
Acara ini selalu berlangsung di depan Rumah Sukhut Paranak. Namun sebelum memberikan ulos selalu ada pemberian ulos naso ra jelek, hal ini langsung ditanyakan kepada parboru.
Pemberian bingkisan merupakan acara yang paling ditunggu-tunggu oleh calon pengantin, karena acara ini merupakan acara pemberian bingkisan berupa uang dan barang.
Hal ini biasanya terdapat pada undangan Paranak dan Parboru, namun biasanya hasilnya akan menjadi bagian dari Suhut Paranak (habolahon Hamak).
Sedangkan uang pihak parboru akan diberikan langsung kepada pihak paranak. Acara ini berlangsung di depan rumah Suhut Paranak.
Para tetua adat dari pihak yang mengeluarkannya berhak menerima olop-olop ini. Acara ini berlangsung di depan rumah Suhut Paranak.
Peserta dalam acara ini adalah Suhut Paranak beserta rombongan, Suhut Parboru beserta rombongan, serta tamu-tamu lainnya. []Musisi Batak Tongam Sirait menulis kisah perjalanan hidupnya saat berangkat ke Romania atas undangan band di sana bernama Voltaj.
Pematangsiantar- Musisi Batak Tongam Sirait menuliskan kisah perjalanan hidupnya saat berangkat ke Romania untuk tampil atas undangan band di sana bernama Voltaj.
Band ini menyukai lagu Tongam berjudul “Mekkel Na Ma Ahu” yang liriknya diubah dan diberi judul “Ultima Secunda”. Lagu itu dimainkan saat konser.
Tongam pergi ke Rumania pada tahun 2012, hanya dengan 15 ribu rupee di dompetnya, dia bisa mencapai Rumania. Tongham menulis ulang cerita tersebut di akun Facebooknya secara berseri mulai 19 Juni hingga 23 Juni 2020 sebanyak lima artikel.
Saya telah mencoba dalam hidup saya dengan iman. Kemudian saya mendapat telepon dari seorang teman yang bekerja di kedutaan Rumania di Bukares.
Dia bertanya apakah saya ingin datang ke Rumania karena dia tahu ada band Rumania yang membawakan lagu saya “Mekkel Na Ma Ahu”. Dan saya menjawab “ya”.
Tak sengaja ponselku hilang, aku hanya bisa berkomunikasi lewat warnet, artinya aku harus kesana untuk melihat setiap email yang aku ketik. Tiba-tiba teman saya memotong: kenapa kamu tidak mengangkat teleponmu?
Saya bilang ponselnya hilang. Lalu dia punya dua ponsel mini murah dan memberi saya satu agar saya bisa berkomunikasi. Akhirnya saya mengurus semua perlengkapan untuk visa keberangkatan.
Tidak ada uang karena hubungan Rumania dan Indonesia sangat rumit. Dan cara yang paling efektif adalah melalui teman-teman dari Jakarta yang tinggal di Romania. Namun uangnya juga tidak banyak karena ia hanya bekerja di Jakarta.
Dia hanya dapat mentransfer 200 ribu rubel dan saya menggunakannya untuk semua pertanyaan. Ujung-ujungnya yang tersisa hanya 15 ribu saja.
Dan teman saya di Bucharest bilang kalau saya sampai di Kuala Lumpur, saya akan menginap di KBRI. Wah, sudah dalam perjalanan, tidak ada jalan untuk kembali. Saya akhirnya sampai di Kuala Lumpur, tidak tahu harus kemana karena tidak punya uang.
Tapi untung kalau saya ketemu orang Batak Karo di pesawat, mereka mau ke sana untuk berobat, dan ada yang mengantar ke sana.
Undangan itu datang dan saya bertanya apakah saya boleh jalan-jalan ke KBRI dan lucunya dia adalah seorang batak dari keluarga Siraite.
Saat taksi kami berhenti di KBRI Kuala Lumpur, saya turun, tapi saya minta nomor ponsel Sirayit terlebih dahulu.
Saya memasuki kantor kedutaan Indonesia. Di trotoar Anda bisa melihat banyak toko dan mesin fotokopi. Prosesi terhenti ketika saya melihat banyak orang yang mengantri untuk mendapatkan visa tinggal, sebagian besar pekerja dan di pinggir jalan, banyak yang duduk, ada pula yang tidur.
Saya pikir, bagaimana saya bisa tidur di sini? Setelah itu saya pergi mencoba mencari kedutaan Rumania. Sebuah taksi yang lewat berhenti. “Kantor Kedutaan Besar Rumania”.
Sopirnya orang Cina. Dia bilang 30 Ringgit. Karena saya tidak tahu, saya ikut saja dan lucunya cara tawar-menawarnya sama seperti di Medan. “Tuan Sien tanpa tuan, kan?” dia berkata.
Eh ternyata tutup, cuma lima menit kalau jalan kaki. Tapi saya berbalik tiga kali. Mungkin tujuannya adalah untuk mencocokkan biaya. Oh ya, saat ini
Saya akhirnya sampai di kantor Kedutaan Besar Rumania di Kuala Lumpur. Kebetulan saat itu tengah hari dan tutup. Saya mencoba meminta sopir taksi untuk menelepon Pak Sirait. Dia berkata: Appa (kakak), bolehkah aku tinggal di rumahmu?
Dia menjawab: “Maaf, saya punya keluarga dan saya tinggal di apartemen, tapi saya punya teman yang tidak punya anak,” ujarnya.
Lalu dia menjemputku dan membawaku ke apartemennya. Itu sulit karena dia punya dua anak dan tidak punya tempat untuk tidur. Akhirnya ia membawanya ke salah satu teman keluarga Silalah yang belum mempunyai anak namun sudah menikah selama sembilan tahun.
Keesokan paginya, ketika pagi hari menyambut saya, saya pergi ke kedutaan Rumania dan seorang wanita yang merupakan kepala kedutaan mengatakan bahwa visa saya memungkinkan.