Unang Pola Sukkun Bulan – KAWAL – Meski harga bengkuang di Pulau Bintan belum menjanjikan seperti harga di Pulau Jawa, namun para petani mandiri di Kawal antusias menanam, meski menggunakan lahan bekas – cabai atau bahasa gaul petani lahan “janda”.
Lahan yang sebelumnya ditanami cabai di Desa Tanjcepatur, Kawal Bintan, ditanam kembali dengan bengkuang tanpa melakukan pengolahan ulang lahan tanpa pemberian pupuk dasar (pupuk kandang). Petani menyebutnya lahan “janda” karena ditanami kembali tanpa perlu diberi pupuk dasar seperti saat pertama kali membajak lahan untuk menanam cabai.
Unang Pola Sukkun Bulan
Samsudin, salah satu petani mandiri, memanfaatkan lahan miliknya yang sudah lama tidak terpakai, mengaku lahan yang ditanami lada sejak Oktober 2020 bisa ditanami jenis tanaman apa pun tanpa perlu negosiasi lebih lanjut.
Citakki Holan Tu Ho
“Kami menanam bengkuang dan jagung di lahan yang berupa cabai tanpa mengolah lahannya lagi. Lahan ini sering kami sebut “janda” karena ditanam untuk kedua kalinya tanpa diberi pupuk dasar lagi,” jelasnya.
Katanya, lahan yang digunakan tidak diolah dan langsung ditanami tanaman baru, ia yakin tanaman tersebut akan subur seperti tanaman pertama.
Tergantung bagaimana kita merawat tanaman tersebut. Mengenai penyakit sampar dasar, menurutnya sebagian besar tidak disadari oleh tanaman pertama, yakni tanaman cabai yang dicabut karena sudah tidak produktif lagi.
Lanjutnya, biasanya setelah panen pertama, petani lain juga menanami lahan sebelumnya dengan tomat, jagung, bengkuang, timun, pare, kacang panjang, buncis, terong dan jenis lainnya. Kecuali sayuran hijau, seperti bayam, kangkung.
Gubernur Ansar Ahmad Hadir Apel Siaga Satlinmas Menyongsong Pemilu 2024
“Saya belum mencoba tanah pra cabai, tanamannya ditanam kembali dengan cabai. Subur atau tidak. Banyak yang bilang tidak boleh karena hama masih ada,” ujarnya.
“Setelah cabai saya keluarkan, saya masak gandum dan tomatnya. Jangan langsung menanam cabai agar hama cabai hilang dulu. Karena hama jagung dan cabai itu berbeda,” jelasnya.
Kalau hama cabai seperti kutu kebul yang bisa menyebabkan cabai keriting. Sedangkan di ladang jagung biasanya ulat, ulat hanya datang ketika jagung sudah penuh. (VI) KEPRI – Gubernur Kepri H. Ansar Ahmad menghadiri apel siaga Satuan Perlindungan Masyarakat Kepulauan Riau (SATLINMAS) di Gedung Daerah Provinsi Kepri, Senin (27/11). Seruan teguran tersebut merupakan wujud kesiapan Satlinmas menghadapi Pemilu 2024 yang akan menentukan pilihan pemimpin nasional dan daerah.
Hujan deras yang mengguyur Kota Tanjung Pinang membuat seruan peringatan yang seharusnya digelar di halaman gedung daerah terpaksa dilakukan di beranda gedung daerah.
Lagu Batak Marsada Band Dang Boi Bulan Makkatai Cover Lapo Tuak Studio Acordes
Dalam sambutannya Gubernur Ansar menyampaikan bahwa pemilu tahun 2024 merupakan momentum penting bagi bangsa Indonesia, khususnya bagi masyarakat Kepulauan Rio, untuk membawa Indonesia menuju kemajuan, keadilan dan kesejahteraan. Namun pemilu 2024 juga merupakan tantangan besar, karena harus tetap berjalan lancar, aman, damai, jujur, dan adil.
Oleh karena itu, Gubernur Ansaar mengajak seluruh elemen masyarakat khususnya Satlinmas untuk bersama-sama menjaga keamanan, ketertiban, dan ketenangan masyarakat.
“Satlinmas mempunyai peran strategis dalam mendukung pelaksanaan pemilu, baik sebagai mitra aparat keamanan maupun sebagai peserta aktif dalam proses demokrasi,” kata Gubernur Ansar.
Gubernur Ansar juga mengapresiasi kinerja dan dedikasi Satlinmas se-Provinsi Kepulauan Rio yang menunjukkan loyalitas dan profesionalisme tinggi dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya. Ia berharap seruan peringatan tersebut dapat menjadi ajang evaluasi dan introspeksi Satlinmas, untuk meningkatkan kualitas dan kapasitasnya, sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Kn. Gajah Laut 404 Bakamla Ri Tinggalkan Filipina
Selain itu, Gubernur Ansar juga mengajak satlinmas se-Provinsi Kepulauan Rio untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan semua pihak baik penyelenggara pemilu, aparat keamanan, pemerintah daerah, partai politik, calon peserta pemilu, media massa, organisasi masyarakat, karang taruna, dan tokoh agama. . . . , dalam terciptanya iklim pemilu yang kondusif, demokratis, dan bermartabat.
“Saya yakin dan yakin dengan semangat gotong royong, solidaritas, dan persatuan, masyarakat Kepulauan Rio dapat mengatasi segala tantangan dan hambatan serta dapat menyelenggarakan pemilu dengan sukses,” pungkas Gubernur Ansar. (pergi)